Ketum PSSI Dijabat Jenderal Polisi, Bagaimana di Negara-negara Tetangga?

Selasa, 05 November 2019 – 16:25 WIB
Mochamad Iriawan alias Iwan Bule terpilih sebagai Ketum PSSI 2019-2023. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Terpilihnya Komjen Mochamad Iriawan alias Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 membuat Indonesia memiliki pimpinan asosiasi sepak bola yang latar belakang profesinya mirip dengan Ketum FAT Thailand. FAT semacam PSSI.

Ketum FAT Thailand Somyot Poompunmuang punya latar belakang profesi sebagai polisi.

BACA JUGA: Jadi Ketum PSSI, Iwan Bule Tak Perlu Mundur dari Polri

Hasilnya bagaiman? Somyot Poompunmuang gagal membawa Timnas Thailand berprestasi. Contoh kecilnya di ajang Piala AFC U-23, meski berhasil ke putaran final, mereka gugur di fase penyisihan grup.

Kemudian, di level U-23, keberhasilan di Asian Games 2014 sebagai peringkat keempat, tak berulang di 2018.

BACA JUGA: Jadi Ketum PSSI, Iwan Bule Patok Target Timnas Indonesia Masuk Final di SEA Games 2019

Di level senior, Thailand hanya bisa juara AFF 2016, dengan materi yang sebagian besar tim Asian Games 2014 atau tim yang telah lama terbentuk. Selebihnya, Somyot minim prestasi.

Sementara itu, pesaing Indonesia lainnya seperti Malaysia dan Vietnam, memilih dipimpin oleh sosok yang memang memiliki latar belakang bidang olahraga.

BACA JUGA: Iwan Bule Ketum PSSI, Presiden FIFA Optimistis Sepak Bola Indonesia Akan Bangkit

Malaysia misalnya, dipimpin oleh Dato Hamidin Mohd Amin, mantan Sekjen FAM, semacam PSSI. Dia merupakan sosok yang awalnya bekerja di bank, sampai jadi pengurus futsal dan masuk ke FAM dan serius menjalani jabatannya itu.

Dia kemudian menjadi orang non-kerajaan atau pemerintah pertama yang berhasil menjadi Ketua Umum FAM. Hasilnya, sederet prestasi didapatkan oleh FAM.

Di sisi lain, Vietnam berhasil mencapai prestasi apik di level senior dan U-23. Ketumnya VFF, Le Khan Hai, ialah orang yang memiliki latar belakang olahraga, karena sebelumnya menjabat sebagai deputi di kementerian Budaya, Olahraga, dan pariwisata Vietnam.

Lebih tepatnya lagi, Hai mengurus soal sport tourism, olahraga dan pariwisata di kedeputiannya. Karena itu, pembinaan usia muda, pembangunan olahraga, pembudayaan olahraga, bukanlah hal yang aneh baginya.

Artinya, di tangan yang paham sepak bola, atau orang yang memiliki latar belakang olahraga dan mampu mengatur manajemen pengurus dengan orang-orang yang tepat seperti di FAM dan VFF, bisa menghasilkan organisasi dan timnas yang berprestasi.

Dalam konteks Indonesia, di tangan polisi seperti Iwan Bule akankah persepakbolaan tanah air berhasil mencapai prestasi? Tentu kita harus menunggu beberapa tahun untuk mendapatkan jawabannya.

Hal itu ditegaskan oleh pengamat olahraga asal Universitas Negeri Surabaya Rojil Nugroho Bayu Aji. Penulis buku Tionghoa dalam sepak bola Indonesia tersebut berharap, Iwan Bule bisa menempatkan pengurus yang tepat.

"Pilihlah sosok di kepengurusan yang benar, jangan sampai seperti Ketumnya FAT (PSSI-nya Thailand), yang polisi tapi minim prestasi. Pilihlah orang-orang yang mengurusi sepak bola untuk memajukan sepak bola. Memiliki passion bukan hanya sekadar mengejar kegagahan jabatan," tandasnya. (dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler