jpnn.com, JAKARTA - Ketua umum terpilih Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhammad Abdullah Syukri mengunjungi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, Senin (29/3).
Pertemuan itu berlangsung di gedung PBNU.
BACA JUGA: Sikap Ketum Terpilih PB PMII Atas Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
Dalam pertemuan itu, Said Aqil Siroj berpesan kepada segenap pengurus dan kader PMII agar memegang teguh dan memperjuangkan ajaran ahlusunnah wal jamaah yang rohmatan lil'alamin.
"Saya berharap agar seluruh pengurus dan kader PMII berkomitmen memperjuangkan ajaran Islam ahlusunnah wal jama'ah yang rohmatan lil'alamin," kata Said Aqil kepada Gus Abe (panggilan Abdullah Syukri).
BACA JUGA: Gus Abe Terpilih jadi Ketua Umum PB PMII
Kiai Said juga berpesan kepada seluruh kader PMII agar menyebarkan ajaran Islam yang moderat penuh dengan kasih dan cinta damai.
"Seluruh kader PMII harus bisa menjadi kader yang mempu menyebarkan nilai Islam yang moderat dan penuh dengan kasih sayang sesama manusia," imbuh Kiai Said Aqil.
BACA JUGA: Ketua PBNU Kutuk Aksi Bom di Gereja Katedral Makassar
Menanggapi hal tersebut, Gus Abe menyambut dengan antusias.
PMII merupakan pewaris takhta penyebaran ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah yang bergerak di tataran perguruan tinggi atau kampus.
Hal ini tentunya menjadi tugas utama PMII ke depan baik kampus umum maupun kampus agama di seluruh Indonesia.
“Membumikan ajaran ahlussunnah wal jama’ah harus dimulai dari tingkat pengaderan paling bawah di PMII yakni tingkat rayon. PMII harus mulai melakukan reformulasi model kaderisasi yang kontemporer dengan mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis ajaran aswaja," kata Gus Abe.
Menurutnya, indikator untuk mengukur kemajuan organisasi bergantung pada bagaimana sistem kaderisasi dijalankan. Jika sistem pengaderan berhasil indikasinya akan melahirkan orang-orang yang bukan hanya militan, namun juga berkompeten dalam hal kepemimpinan.
Gus Abe menambahkan, para kader PMII harus berorientasi pada karya dan produk, setiap tindak tanduk kader perlu diarahkan untuk menghasilkan output yang nantinya bisa ditiru oleh generasi selanjutnya.
Meskipun demikian, Gus Abe mengakui bahwa kebutuhan kader di setiap daerah berbeda-beda.
Karena itu, dia akan merancang sebuah klasterisasi. Sebab antara cabang di kota-kota besar dengan di daerah itu berbeda karakteristiknya.
“Kalau takut untuk melangkah, kapan bisa maju? Perlu lompatan-lompatan besar. Secara substantif, saya akan membuat konferensi ilmiah sebagai salah satu wadah untuk memamerkan karya-karya para sahabat,” tutur Gus Abe.
Dia menambahkan bahwa PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang dibentuk untuk memasok intelektual-intelektual muda.
"Insyaallah kami dan seluruh kader PMII siap berkolaborasi dengan NU untuk menjaga dan memperjuangkan ajaran ahlusunnah wal jama'ah an-nahdliyyah yang rohmatan lil'alamin dan memperkuat profesionalitas kader-kader muda NU," kata Gus Abe. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek