jpnn.com, JAKARTA - Aktor Joshua Suherman mengaku resah melihat berita banyaknya korban aksi kejahatan digital saat ini.
Belakangan isu pishing alias penipuan yang dilakukan melalui pengambilan data pribadi memang tengah menjadi perbincangan hangat.
BACA JUGA: Bintangi Film Kutukan Sembilan Setan, Joshua Suherman Merasa Tertantang
Cara pelaku pishing pun beragam, mulai dari menyebar tautan undangan pernikahan, reuni hingga voucher belanja.
Melalui tautan tersebut, pelaku akan mengakses data pribadi korban, dan merampok isi saldo yang berada di rekening bank.
BACA JUGA: Joshua Suherman Mengamuk Foto Istri Dipakai untuk Prostitusi Online
Melihat ada beberapa kenalan yang pernah menjadi korban, suami dari aktris Clairine Clay itu pun semakin berhati-hati.
"Waswas sekali dengan kejahatan digital ini," kata Joshua saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Tak jarang orang tua dan mertua mengingatkan Joshua agar tidak sembarang mengakses tautan.
Joshua mengaku hampir pernah menekan tautan dari orang yang tak dikenal lantaran tengah keribetan.
"Kita tidak sadar, kan, kalau ternyata link yang kita klik itu bisa berdampak panjang," ujarnya.
Menyadari hal itu, Joshua pun kini tidak pernah menekan tautan aneh dari pihak tidak dikenal.
Selain itu, pelantun lagu Lumba-Lumba tersebut juga aktif mengecek saldo secara berkala.
Menurutnya, pendapatan yang fluktuatif sebagai artis mewajibkannya untuk selalu mengecek saldo di bank.
"Ada juga cara yang dilakukan seperti ganti password secara berkala juga, tetapi saya enggak pakai cara itu, karena saya pelupa," ujarnya.
Rasa khawatirnya pun berkurang seiring inovasi yang dilakukan PT Bank Amar Indonesia Tbk.
Menyusul maraknya kejahatan digital tersebut, PT Bank Amar Indonesia Tbk lantas meluncurkan fitur Brankas.
Brankas dari Amar Bank menyediakan fitur perlindungan berlapis yang didukung oleh Artificial Intelligence (AI).
Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian mengatakan pihaknya rutin memberikan edukasi tentang adanya kejahatan finansial.
Namun, hal tersebut tak memberikan jaminan nasabah tidak terkena kejahatan digital.
Karena itu, pihaknya pun berupaya teru menciptakan fitur keamanan yang inovatif.
"Langkah konkret perlu diambil agar nasabah dapat menjalankan hidup mereka dengan lebih tenang," kata Vishal Tulsian. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah