Khawatirkan Laboratorium dan Ijazah Palsu

Uji Publik Perdana Kurikulum Baru

Minggu, 25 November 2012 – 07:56 WIB
MINAHASA – Uji publik kurikulum baru mulai dijalankan kemarin (24/11). Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendapat kesempatan menjadi tempat uji publik perdana. Dalam pelaksanaannya, ajang perkenalan kurikulum baru tersebut kebanjiran pertanyaan dari para guru.

Uji publik yang berlangsung di aula gedung rektorat Universitas Negeri Manado (Unima) tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh. ”Tidak salah kita pilih Provinsi Sulawesi Utara sebagai tempat pengenalan (uji publik, Red) kali pertama se-Indonesia,” tutur Nuh.

Menteri dari Surabaya itu menjelaskan, indeks pembangunan manusia (IPM) di Sulut berada di urutan kedua setelah DKI Jakarta. Capaian IPM tersebut, lanjut Nuh, mustahil bisa diraih jika kualitas pendidikan rendah.

Setelah sesi pemaparan ditutup dan berganti dengan sesi tanya jawab, kondisi ruang mendadak riuh. Banyak guru, kepala sekolah, bahkan pejabat dinas pendidikan setempat yang ingin melontarkan pertanyaan.

Sebagian di antara pertanyaan yang muncul soal kurikulum baru itu terkait dengan kesiapan tenaga laboratorium dan peralatan penunjangnya. Para guru khawatir kurikulum baru tidak efektif dijalankan karena kekurangan jumlah tenaga laborat dan fasilitasnya.

Dalam kurikulum baru nanti, keberadaan laboratorium memang krusial. Sebab, sistem pembelajarannya nanti berubah dari siswa diberi tahu ke siswa mencari tahu. Salah satu caranya, siswa lebih sering beraktivitas di laboratorium.

Menanggapi masukan itu, Nuh mengatakan bahwa penambahan tenaga laboratorium dan fasilitas penunjangnya akan diupayakan sambil jalan. Menurut dia, upaya itu akan ditindaklanjuti setelah ada koordinasi dengan pemda.

Nuh menegaskan, salah satu muatan dalam kurikulum baru tersebut adalah aspek kreativitas. Untuk itu, guru diimbau tidak terjebak pada persoalan-persoalan. ”Siswa dituntut kreatif, gurunya juga harus lebih kreatif lagi,” terang dia. Misalnya, guru menjadikan lingkungan sekolah sebagai laboratorium raksasa.

Persoalan lain yang sempat diungkit guru adalah peredaran ijazah palsu untuk pendidik. Juga peningkatan kompetensi guru. Mereka mengharapkan Kemendikbud bisa menuntaskan persoalan itu sehingga guru bisa tenang dalam mengajar dengan kurikulum baru. (wan/c11/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurikulum Berubah Karena Cucu Wapres Keberatan Bawa Buku?

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler