jpnn.com - SUMENEP - Ide Abdurrahman, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Albajigur, Dusun Neggara, Desa Tenonan, Kecamatan Manding, benar-benar nyeleneh. Dia membuat perahu di atas bukit.
Berbeda dengan kisah Nabi Nuh yang membuat perahu di atas gunung karena akan datang banjir bah, perahu buatan Abdurrahman justru diturunkan dari bukit setelah selesai dibuat. Pemindahan perahu dari atas bukit ke lautan itulah yang menyedot perhatian warga sekitar ponpes tersebut.
Lantaran ingin menyaksikan momen yang tidak lazim itu, sejumlah warga rela datang dari berbagai daerah dan memadati kompleks ponpes tersebut. Perahu sepanjang 15 meter itu hendak dipindahkan ke laut. Padahal, lokasi pembuatan perahu dengan pantai berjarak sekitar 20 kilometer (km).
Abdurrahman menerangkan membutuhkan waktu lima bulan untuk menyelesaikan perahu tersebut. Pekerjanya terdiri atas lima orang. Yaitu, warga Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, dan sebagian lagi didatangkan dari Jawa. Diperkirakan, pembuatan perahu seberat dua kali truk tersebut menghabiskan biaya Rp 400 juta.
Menurut dia, banyak warga yang berdatangan untuk mempertanyakan alasan pembuatan perahu itu. Namun, Abdurrahman selalu menjawab tidak ada maksud apa pun. Dia juga tidak mempunyai perencanaan lanjutan begitu perahu selesai. Bahkan, dia bingung cara memindahkan perahu itu ke laut.
''Saya juga tidak tahu akan dibawa bagaimana. Yang jelas, karena perahu tempatnya di laut, kami pasrahkan kepada warga. Yang penting, saya sudah berdoa dan selesai membuat perahu itu,'' terangnya, lantas tersenyum.
Ratusan warga dari berbagai daerah ikut membantu menurunkan perahu dari atas bukit hingga jalan raya. Rencananya, perahu tersebut diderek untuk dibawa ke Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk. (dry/mad/JPNN/c18/ami)
BACA JUGA: Dua Bus Ugal-ugalan, 1 Tewas
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angin Kencang, Pelabuhan Ketapang Tutup Lima Jam
Redaktur : Tim Redaksi