TUBAN – Warga Nahdliyin kehilangan salah seorang tokoh panutan. KH Abdullah Faqih tadi malam sekitar pukul 18.30 berpulang ke rahmatullah. Pengasuh Ponpes Langitan, Widang, Tuban, Jatim, itu menghadap Sang Khaliq setelah hampir empat bulan menghadapi serangan stroke. Keterangan resmi wafatnya Kiai karismatis yang juga dikenal sebagai kiai Langitan itu tadi malam disampaikan Ubaidillah Faqih, putra bungsunya.
Menurut dia, Kiai Faqih sempat menjalani rawat inap di RS Graha Amerta Surabaya selama dua bulan. Setelah itu, dia pulang dan rawat jalan. Selama hampir dua bulan di rumah, kiai yang menjadi salah satu kiblat politik nasional tersebut tidak bisa berjalan dan hanya terbaring di tempat tidur. Meski demikian, daya ingat dan pendengarannya masih tajam. ”Beliau juga bisa diajak komunikasi,’’ kata Gus Ubed, panggilan akrabnya.
Menurut dia, sebelum meninggal, nyaris tidak ada tanda-tanda buruk. Semua seperti biasa. ”Beliau seperti tidur,’’ tandasnya. Apa pesan terakhirnya sebelum meninggal" Ubaidillah mengatakan, Kiai Faqih meminta agar anak dan santri-santrinya meneruskan perjuangan dalam hal ilmu agama.
Calon pengganti Kiai Fakih tersebut mengatakan, selama ini bapaknya selalu mendidik putra-putranya untuk konsisten dalam ilmu agama dan mengembangkan pesantren. ”Putra-putranya tidak boleh menjadi pejabat legislatif, eksekutif, dan jabatan lainnya,’’ tandas dia.
Ditanya pengganti Kiai Faqih sepeninggal dia, Ubaidillah mengatakan, dari sisi trah, dirinya adalah putra tertua. Namun, itu tidak berarti dirinya yang menggantikan. Karena Ponpes Langitan adalah keluarga besar, harus dirapatkan siapa yang mendapatkan mandat.
Kiai Faqih pernah menjadi tokoh sentral dalam dinamika politik nasional, sebelum, ketika, dan setelah KH Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presiden. Dia menjadi jujukan para politisi dan umat untuk dimintai fatwa. Kiai Faqih juga mewarnai berdirinya PKNU yang dipelopori tokoh-tokoh yang sebelumnya merupakan fungsionaris PKB.
Sementara itu, sesaat setelah meninggalnya Kiai Faqih, masyarakat berduyun-duyun mendatangi ponpes yang mengasuh sekitar 3 ribu santri tersebut. Mereka tidak hanya memenuhi masjid pondok. Namun, juga teras dan aula di timur masjid, serta seluruh halaman ponpes ini. Sambil duduk bersila, mereka bersama-sama membaca Alquran. Rancananya, jenazah kiai Faqih dimakamkan siang ini. (ds/jpnn/c1/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas Manipulasi Verifikasi Honorer
Redaktur : Tim Redaksi