jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq mengutuk keras tindakan rudapaksa yang diduga dilakukan Herry Wirawan alias HW terhadap 12 anak didiknya yang menggemparkan publik.
Kiai Maman geram atas aksi bejat Herry yang telah berlangsung sejak 2016 dan mengakibatkan beberapa korban hamil hingga melahirkan anak. Saat ini persidangan perkara asusila itu masih berjalan di pengadilan.
BACA JUGA: Oknum Guru Mengaji Diduga Perkosa Belasan Santriwati, Lahir 9 Anak, KSPPA Mengutuk
"Saya mengutuk keras tindakan kekerasan seksual yang dilakukan seorang oknum pengajar di salah satu lembaga pendidikan di Bandung yang menjadikan 12 santri anak didiknya menjadi korban," kata Kiai Maman dalam keterangan di Jakarta, Kamis (9/12) malam.
Politikus PKB itu menduga kasus Herry Wirawan boleh jadi layaknya puncak gunung es, begitu banyak anak-anak yang menjadi korban kekerasan termasuk oleh orang tua, guru, bahkan oleh orang-orang yang sangat dihormati.
BACA JUGA: Konseptor GTKHNK 35+ Bentuk Forum Baru Khusus PPPK, Guru & Tendik Ayo Bergabung
Oleh karena itu, pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, Majalengka, itu tidak ingin kejadian mengenaskan tersebut terjadi lagi dan meminta pelaku dihukum berat.
Sebagai pengasuh sebuah pondok pesantren, Kiai Maman mengapresiasi langkah cepat jajaran Polda Jabar yang mengungkap, memproses dan melakukan tindakan keras terhadap oknum pengajar tersebut.
BACA JUGA: Wakapolda Papua Brigjen Eko Berdukacita atas Kematian Siswa SPN Denis Yonas Trangen
"Saya tidak ingin menyebut dia seorang ustaz karena dia tidak pernah mondok," kata Kiai Maman.
Politikus Senayan itu bahkan menyebut Herry Wirawan tidak pernah terafiliasi dengan pesantren mana pun, kecuali dia pernah ikut kursus di salah satu lembaga dan pelaku mencoba membuat lembaga serupa.
"Tentu itu tidak sesuai dengan apa yang dikatakan dengan ciri khas pesantren," ucap Kiai Maman menegaskan.
Itu sebabnya dia menyatakan Herry bukan seorang ustaz apalagi kiai, karena dia bukan berasal dari lingkungan pesantren sehingga tidak memiliki sanad keilmuan yang jelas.
Terlebih lagi, katanya, klaim pesantren yang disematkan terhadap lembaga milik terduga pemerkosa 12 santriwati itu tidak memiliki jaringan alumninya.
"Sekali lagi, ini bukan pesantren, ini hanya lembaga yang menyediakan pendidikan kesetaraan dan mengumpulkan anak-anak dari daerah-daerah baik dari Garut, termasuk dari Dapil saya, Subang," terang Kiai Maman. (fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam