jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah memohon maaf kepada umat Islam, usai menimbulkan kontroversi terkait penggunaan ayat-ayat suci alquran.
Sebagian pihak menyambut baik permohonan maaf dari gubernur yang biasa disapa Ahok tersebut. Calon peserta Pilkada DKI Jakarta 2017 itu dianggap bisa menetralisir keadaan dan menghentikan polemik yang cukup tegang.
BACA JUGA: PPP Bidik 3 Besar Pemilu 2019
Katib Syuriah PWNU Jakarta, KH. Ahmad Zahari, menganggap sikap Ahok itu sudah sangat tepat demi menciptakan kondisi yang kondusif jelang pelaksanaan Pilkada di Jakarta.
“Saya sangat menyambut baik sikap Ahok meminta maaf. Ini menunjukkan bahwa Ahok bukan orang yang sombong. Lepas dari kontroversi Ahok salah atau tidak, minta maaf itu menunjukkan sikap kenegarawanan Ahok,” ujar Zahari.
BACA JUGA: Pilkada DKI Berapa Putaran? Mbah Mijan: Yang Paling Logika itu..
Sejak awal polemik itu terjadi, kiai yang murah senyum ini menyatakan dirinya sangat berharap Ahok menyampaikan permohonan maaf. Bagaimanapun, polemik itu telah membuat gaduh suasana di Jakarta.
“Alhamdulillah, hari ini Ahok sudah minta maaf. Ini akan sangat baik bagi Ahok. Selama ini dia dikesankan sebagai orang yang arogan, tapi ternyata tidak. Mau meminta maaf itu menunjukkan bahwa dia memiliki kepekaan yang sangat tinggi,” tegas Zahari.
BACA JUGA: PSI Siapkan Urusan Administrasi Agar Lolos Verifikasi KPU
KH. Ahmad Zahari adalah salah satu nara sumber dalam halaqah yang digelar oleh Kaum Muda Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta dengan tema “Pilkada: Kesetiaan pada Pancasila dan UUD 45, Minggu (9/10) kemarin.
Pada kesempatan tersebut Zahari menegaskan bahwa kesatuan (keseragaman) dalam NU hanya dalam soal ibadah dan tarbiyah (pendidikan) keagamaan. Sedang dalam soal politik, orang NU memiliki kebebasan memilih calon pemimpin sesuai hati nurani masing-masing.
“Tidak pernah ada instruksi kelembagaan yang mengharuskan orang NU memilih calon tertentu dalam Pilkada di Jakarta. Orang NU bebas memilih. Orang NU seragam dalam soal ibadah dan pendidikan keagamaan. Kalau soal politik, itu urusan individu masing-masing,” tegas Zahari.
Ketika menjelaskan soal kriteria pemimpin yang baik menurut NU, Zahari menegaskan bahwa NU selalu mengajak mesyarakat untuk memilih pemimpin yang benar-benar memberikan maslahat kepada masyarakat luas.
“Soal kriteria, ya kriteria umum lah sesuai dengan prinsip kemaslahatan masyarakat luas. Pekerja keras, punya visi yang baik, jujur, adil dan transparan. Saya pikir inilah kriteria pemimpin yang dibutuhkan oleh masyarakat manapun. Sederhana saja. Tinggal bagaimana masyarakat mampu melihat kriteria tersebut; ada pada calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang mana,” kata Zahari sambil melepas senyum. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus Golkar: Ahok Tunjukkan Kebesaran Jiwa Seorang Pemimpin
Redaktur : Tim Redaksi