Kiai & Ulama Menilai Ganjar-Mahfud Sosok Paling Tepat Memimpin Indonesia

Minggu, 04 Februari 2024 – 00:00 WIB
Sejumlah ulama dan kiai yang menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Dok: source for JPNN.

jpnn.com, JAKARTA TIMUR - Suasana keharuan dan kekhusyukan menyelimuti Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat Klender saat Haul Muassis dan Maulid Nabi bersama ratusan jemaah yang berkumpul dalam doa bersama untuk menguatkan fondasi demokrasi di Indonesia.

Kegiatan itu berlangsung di Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat Klender, Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

BACA JUGA: Touring Tiga Jari Hadir di Prancis untuk Dukung Ganjar-Mahfud

Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat, KH Arif Fahrudin, menyampaikan kesan luar biasa mengenai partisipasi ulama, kiai, dan santri dalam kontestasi politik Pilpres 2024.

Dia menggambarkan politik sebagai ijtihad politik, sebuah usaha keras untuk memilih pemimpin terbaik yang akan mengurus negara dan agama.

BACA JUGA: Satgas Ganjar-Mahfud Dideklarasikan dalam Kampanye Akbar di GBK, Apa Tujuannya?

"Ini suatu negara, maka wajar kalau Kiai, santri berijtihad menurut mereka untuk memilih pemimpin yang terbaik karena pemimpin yang terpilih nanti akan mengurusi negara dan ngurusi agama itu jadi antusiasnya tinggi sekali," kata Arif dalam siaran persnya, Sabtu (3/2).

Dalam acara ini para ulama dan kiai mengajak masyarakat untuk merenung dalam doa dan merangkai ikhtiar sebagai upaya bersama menghadapi perjalanan demokrasi.

BACA JUGA: Ganjar Yakin Ahok Menambah Kekuatan di DKI

Arif Fahrudin juga menekankan pentingnya menjunjung tinggi etika dalam demokrasi, menyatakan bahwa hukum dan akhlakul karimah harus selaras.

Dia menggambarkan Ganjar dan Mahfud sebagai sosok nasionalis religius yang memadukan kecakapan, kebersihan, dan akhlak mulia.

"Sosok Pak Ganjar dan Pak Mahfud itu sosok yang panutan, tidak pernah neko-neko. Beliau sosok nasionalis yang religius. Secara contoh role model itu bangsa kita, rakyat kita, itu meniru beliau bersih sat set ya cekatan, nah itulah yang dibutuhkan oleh bangsa kita," ungkap Arif.

Arif kembali menekankan pentingnya keselarasan antara hukum dan akhlakul karimah, bahwa pemimpin yang dipilih harus memiliki etika yang baik, kemampuan dalam menangani masalah kebangsaan dan keumatan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral sebagai landasan demokrasi yang berkualitas.

"Demokrasi harus sesuai dengan koridor hukum yang berlaku, kita tidak boleh menabrak hukum, selain berdasar koridor yang berlaku kita hidup harus berdasarkan etika akhlakul karimah," kata Arif.

Kegiatan itu mengajak semua pihak untuk merajut persatuan dalam doa dan tindakan positif. Peran penting doa inilah sebagai jembatan spiritualitas, yang melengkapi upaya ikhtiar dalam membentuk keadilan dan persatuan di tengah dinamika politik yang kompleks, berbudaya, dan beretika.

Sebagai informasi, acara Haul Muassis dan Maulid Nabi di Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat Klender dihadiri juga oleh Habib Fathan Ibrahim, Dr. TGB M. Zainul Majdi, KH. Arif Fahrudin, KH. Abdul Manan Ghani, KH. Lukman Hakim, dan KH. TB. Ahmad Rifqi Chowas. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Kampanye Ganjar-Mahfud di GBK Membeludak, Hasto Minta Maaf Atas Kemacetan


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler