jpnn.com - Kasus bunuh diri lansia pada 60-80 tahun cukup banyak terjadi. Entah sengaja menabrakkan diri ke kereta api yang melintas, gantung diri maupun sengaja tidak mau makan.
Lansia punya kecenderungan depresi dan bunuh diri
BACA JUGA: Menag Sebut Kuota Haji Tambahan Diprioritaskan untuk Lansia
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, pada dasarnya, lansia memang memiliki kerentanan yang tinggi untuk mengalami depresi. Risiko tersebut akan semakin meningkat apabila lansia mengalami kesepian.
“Iya, semakin tua, atau saat Anda menjadi lansia, biasanya kondisi mental akan kembali lagi seperti anak-anak dan kemampuannya untuk beraktivitas juga makin berkurang. Sehingga, mereka juga rentan mengalami depresi dan ingin bunuh diri,” jelas dr. Sepriani.
BACA JUGA: Sakit Lambung Tak Kunjung Sembuh, Pilih Bunuh Diri
Umumnya lansia yang melakukan bunuh diri di Gunungkidul adalah lansia yang sudah lama hidup dalam kesendirian. Tak cuma itu, mereka yang kesepian juga mendapat tekanan dari penyakit yang dideritanya, masalah ekonomi, dan masalah keluarga.
Mencegah bunuh diri pada lansia
BACA JUGA: Ibu yang Bunuh Anaknya Lalu Bunuh Diri Itu Ternyata Sering Ngaku Titisan Nabi
Karena diketahui depresi dan tindakan bunuh diri lebih rentan pada kelompok usia ini, pencegahan bunuh diri pada kalangan lansia harus digalakkan. Adapun beberapa upaya yang direkomendasikan oleh dr. Sepriani untuk mencegah bunuh diri sekaligus membangkitkan semangat kaum lansia antara lain:
1. Jangan biarkan lansia hidup sendirian
Jika orang tua Anda sudah termasuk lansia, kecenderungannya mengalami depresi dan bunuh diri akan meningkat bila ia merasa kesepian, apalagi jika sedang sakit.
“Orang tua butuh pendamping untuk menolongnya beraktivitas, mencegah jatuh, dan lain sebagainya. Jadi, temanilah ia tanpa memperlakukannya sebagai anak kecil,” tutur dr. Sepriani.
2. Jadilah teman mengobrol yang baik
Jika ada lansia di lingkungan Anda tinggal terlihat kesepian, tak ada salahnya Anda memperkenalkan diri dan menyempatkan untuk berkunjung dan mengajaknya bercerita, atau jika sudah akrab bisa mengajaknya jalan-jalan.
Selain itu, jangan sungkan untuk minta nasihat atau pendapat, sehingga dia akan merasa dirinya masih berharga atau diperlukan oleh orang-orang di sekitarnya.
3. Ajaklah lansia tersebut bergabung dengan komunitas
Baik itu komunitas hobi maupun komunitas penyakit, seperti komunitas jantung, komunitas diabetes, komunitas Alzheimer, dan lain sebagainya.
Komunitas itu biasanya memiliki agenda rutin, sehingga anggotanya akan merasa lebih “hidup” dan memiliki teman seperjuangan. Intinya, sebisa mungkin dia mesti terlibat dalam sebuah komunitas, acara, ataupun sekadar kerja gotong royong di lingkungan tempat tinggalnya.
Setiap insan manusia pada dasarnya tidak bisa hidup sendirian. Untuk itu, kunci penting untuk mencegah naiknya angka depresi dan bunuh diri pada kelompok usia lansia adalah dengan meminimalkan perasaan kesepian mereka.
Bangkitkan semangat mereka dengan melakukan tips di atas. Jika ini dilakukan oleh lebih banyak orang, maka hasilnya akan makin maksimal. Lansia pun bisa terhindar dari depresi dan niatan untuk bunuh diri.(RN/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tugas di TPS Selesai, Ketua KPPS di Sleman Bunuh Diri
Redaktur & Reporter : Yessy