Menurutnya, kerja sama dijajaki dengan pihak yang terlibat dalam perakitan mobil Esemka, yaitu SMK 2 Solo dan pihak Solo Technopark. "Sejak diadakan LKS (latihan keterampilan siswa) SMK, jauh sebelum booming mobil itu, kami sudah memproses kerja sama tersebut," ungkap Musyahrim.
Pihaknya, sejak beberapa bulan lalu telah datang ke Solo untuk membicarakan kerja sama itu. Dikatakan, arah kongsi antar-SMK, ketika mobil benar-benar lolos uji kelaikan dan mendapat izin Kementerian Perhubungan untuk diproduksi massal adalah ketersediaan mobil murah. Kaltim, kata dia, bisa ambil bagian dalam penyediaan spare part. "Sekali lagi, setelah mobil itu benar-benar lolos pengujian. Sebab, setahu saya prosesnya itu panjang," imbuh dia.
Adapun SMK di Kaltim yang bisa bekerja sama tadi adalah SMK 6 dan SMK 2 Samarinda, SMK 1 Balikpapan, serta SMK 2 Tarakan. "Bukan tidak mungkin dirakit di sini (Kaltim)," ungkapnya.
Musyahrim menjelaskan, ketika LKS lalu, diketahui bukan hanya SMK asal Surakarta itu yang mampu merakit kendaraan. Ada pula dari Jakarta, bahkan dari Jawa Barat ada yang merakit pesawat.
Bagaimana dengan Kaltim? MUsyahrim mengatakan, beberapa SMK di Bumi Etam ada yang mampu merakit sepeda motor serta laptop. Adapula SMK yang terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya. "Kaltim tidak ketinggalan," katanya.
Sebagai informasi, SMK 2 Solo dan industri Solo Technopark sukses merakit dan memproduksi mobil Kiat-Esemka. Wacana mobil nasional pun mencuat setelah Wali Kota Solo, Joko Widodo menjadikannya mobil dinas meski belum ada uji kelaikan. Berbicara SMK, Musyahrim juga menekankan, satu dari antara tujuan SMK adalah menyediakan keterampilan bagi para lulusannya untuk memenuhi permintaan dunia usaha atau membuat lapangan kerja. "Tentu itu lebih diutamakan dan kami fokus pada tujuan tersebut," tutupnya. (fel/far/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Siswa Berkesempatan Belajar di Jerman
Redaktur : Tim Redaksi