Kiat Pedagang di Tempat Wisata Bertahan di Masa Pandemi Covid-19

Sabtu, 14 November 2020 – 15:28 WIB
Para pengunjung di wisata air TMII bisa memilih lokasi yang aman. foto mesya/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Para pedagang kecil di tempat wisata sangat terdampak pandemi COVID-19. Pedagang yang biasanya mempekerjakan minimal empat orang per hari dan ketika liburan tiga kali lipat, sejak pandemi turun drastis.

Jangankan membayar karyawan, untuk menutupi modal saja sudah megap-megap. Seperti yang terpantau JPNN.com di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (14/11).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jusuf Kalla di Balik Kepulangan Rizieq? 8 Oknum TNI jadi Tersangka, Siapa di Balik Nikita Mirzani

Lokasi wisata yang murah meriah dan banyak spot bisa dimanfaatkan pengunjung ini, suasananya sangat sepi. Pengunjung mengalami penurunan hingga di atas 60 persen. 

Walaupun sepi pengunjung, para pedagang kecil yang berjualan di TMII tetap bertahan. Meski ada juga yang tidak kuat dan akhirnya tutup.

BACA JUGA: 26 Pasien Positif Covid-19 di Jaktim Dirujuk ke Wisma Atlet Naik Bus Sekolah

Zubaedah, pedagang asal Bogor yang berjualan di kawasan wisata air mengungkapkan, sejak pandemi yang diikuti penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), omzetnya anjlok.

Dengan biaya sewa Rp 20 juta per tahun, bagi perempuan berhijab ini menjadi berat karena tidak diimbangi dengan pemasukan.

BACA JUGA: Waspada Gelombang Kedua Covid-19, Ini Pesan Bamsoet

Walaupun begitu, Zubaedah tidak menyerah. Dia berupaya bertahan dengan harapan Januari 2021 ekonomi mulai membaik. 

"Saya mah kuat-kuatin saja. Sebisa mungkin bertahan karena kalau dilepas, terus mau jualan lagi belum tentu dapat," katanya kepada JPNN.com.

Dia menceritakan, kiatnya bertahan adalah dengan terjun langsung mulai dari memasak hingga marketing. Zubaedah hanya dibantu anaknya.

Sebelum COVID-19, dia punya 4 sampai 8 karyawan. Punya juru masak sendiri dan menjadi bos kecil. Begitu badai COVID-19 menghantam, berubah 180 derajat.

"Awalnya saya kurangi satu karyawan. Eh enggak ada perubahan ekonomi, akhirnya semua saya rumahkan. Cuma saya bilang insyaallah kalau ekonomi membaik di Januari 2021 saya ajak lagi,' terangnya.

Kiat lainnya, Zubaedah menawarkan paket promo dan peningkatan service kepada pengunjung. Dia tahu banyak pengunjung takut makan di tempat karena COVID-19. Untuk itu dia melayani pesan antar. Artinya, pengunjung bisa makan di tempat yang dianggapnya nyaman dan aman.

Zubaedah tidak mengeluh kalau harus mengantar makanan di lokasi yang jarak sekitar 1 kilo lebih dari tempat dagangannya.

Perempuan berkacamata ini juga tak malu-malu menawarkan promo paket makanan murah tanpa pengunjung jauh-jauh mengambil pesannya.

Cara ini rupanya jitu juga. Terbukti Zubaedah masih bisa membayar sewa tempat dagangan ke pengelola TMII.

"Sewanya tetap Rp 20 juta per tahun, enggak ada pengurangan. Alhamdulillah masih bisa ketutup meski saya harus kerja lebih keras. Jadi juru masak, nawarin makanan sampai mengantar pesanan," terangnya.

Dia merasa beruntung bisa bertahan karena rekannya yang lain sudah mundur. Zubaedah juga mulai berdagang dari TMII dibuka sampai tutup.

Satu harapan dan keyakinan Zubaedah, 2021 menjadi tahun kebangkitan ekonomi Indonesia sehingga para pedagang kecil bisa tetap eksis. (esy/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler