KIB Prioritaskan Mengusung Airlangga Jadi Capres 2024, Pengamat: Karier dan Kinerjanya Cemerlang

Jumat, 02 Desember 2022 – 12:23 WIB
Ketua Umum DPP Partai Golkar bersama ketua dan pengurus parpol yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Foto: Dok. Golkar

jpnn.com, JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu memprioritaskan mengusung Ketum Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan hal itu positif karena Airlangga memiliki karier dan kinerja yang cemerlang.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto Sebut KIB Ingin Demokrasi Jadi Pesta Rakyat

“Hal apa yang mumpuni membuat dia pantas bersaing. Pertama dia ketum partai besar, kedua dia Menko Perekonomian, ketiga selama ini dengan posisi Menko dia banyak berbuat untuk menjaga stabilitas ekonomi bangsa ini,” kata Ujang, Kamis (1/12/2022).

KIB terdiri dari Partai Golkar, PPP dan PAN. Pada pemilu 2019 lalu Golkar adalah partai pemenang ke-2.

BACA JUGA: Pengamat Nilai PKB Lebih Ideal Bergabung Koalisi Perubahan atau KIB

Kader dan massanya menyebar di seluruh Indonesia, disebut siap untuk memenangkan partai dan mengusung Airlangga.

Sebelumnya, Ketum PAN Zulkifli Hasan mengatakan Ketum di KIB berani maju jadi Capres. Prioritas mereka adalah Golkar.

BACA JUGA: Satkar Ulama Harap KIB Segera Tetapkan Airlangga Sebagai Capres

“Kalau ketua umum partai politik enggak berani Capres terus bagaimana? Demokrasi kita bagaimana? Oleh karena itu, prioritas ya tentu Golkar sebagai pemenang pemilu nomor dua. Pak Airlangga prioritas, pantas dan layak pemenang pemilu nomor dua untuk jadi capres,” kata Zulhas.

Dalam tiap kali pertemuan, KIB menunjukkan kekompakan para ketum dan elite partai. Mereka kompak, saling memuji dan memberi dukungan.

“KIB memang itu, karena mereka sudah berkoalisi, sudah bersatu, satu rumah dilarang untuk bertengkar. Dan soal pujian Zulhas, hal positif dan penting bagi Airlangga,” kata Ujang Komarudin.

Namun, ada pekerjaan rumah untuk Golkar dan KIB, yaitu menaikkan elektabilitas Airlangga agar bisa bersaing dengan calon lain.

Zulhas sendiri tidak menutup kemungkinan ada nama-nama lain yang disebut dalam pertemuan KIB.

“Tentu ada juga yang teman-teman dari luar yang sudah beredar nama-nama tentu itu akan menjadi pertimbangan bagi kami. Namun, prioritas tentu ketua partai,” ujar Zulhas.

KIB sendiri disebut akan kedatangan partai baru.

“Tentu warnanya ada yang dipakai oleh kawan kita di sini, dan ada juga yang warnanya ada nuansa pakaian yang sering dipakai bapak presiden, yang bagian dari bola (piala dunia) itu juga,” sebut Ketum Airlangga.

Melihat langkah KIB, Ujang berpendapat ada satu nama yang akan berpengaruh besar atas pemilihan Capres KIB, yaitu Presiden Joko Widodo.

“Saya secara objektif, KIB ujungnya bukan ketiga ketum ini tetapi ujungnya ada pada tangan Jokowi. Tentang pujian Zulhas tadi itu positif dan bagus, namun saya melihat KIB itu milik Jokowi dan Airlangga ketika ultah Golkar bilang soal capres menunggu arahan Jokowi,” ujar Ujang.

Pertanda Solid

Sementara itu, Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menilai pernyataan Zulhas tersebut bisa menjadi petanda kesolidan KIB.

Menurut dia, selama ini narasi pencalonan Pilpres 2024 hanya didominasi oleh tiga sosok yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. KIB dinilai mampu memenangi suara dengan catatan bisa makin menyolidkan barisan dan memaksimalkan kerja mesin politik.

"Saya kira memang dalam situasi ini terjadi semacam pusaran berkutat hanya pada Prabowo, Ganjar, Anies, KIB belum muncul. Tapi sebetulnya kalau melihat secara organisasi, sepanjang KIB solid, maka dia berpotensi menguasai suara. Tentu saja KIB harus solid dan menjalankan roda partainya," terang Suko.

Suko menambahkan selama ini perdebatan bursa capres sebagian besar berputar di media sosial dan pemberitaan, padahal pemenangan Pilpres 2024 bertumpu pada kekuatan jaringan.

Oleh sebab itu, KIB mempunyai modal besar berupa mesin politik dari tiga anggota koalisi. KIB patutnya bisa memanfaatkan dan memaksimalkan jejaring-jejaring politik itu secara nyata.

"Selama ini, yang lain lebih banyak pada semacam kuat pada media saja, tetapi pilpres nanti kan kekuatan senjatanya pada jaringan. Kalau KIB bisa memanfaatkan jaringannya, kadernya secara maksimal," tegasnya.

Saat ini, pertarungan bursa capres dinilai masih sebatas wacana. Oleh sebab itu, terbuka kesempatan besar bagi KIB untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan bertindak secara nyata.

"Di tengah pertempuran yang semuanya masih imajinasi menurut saya, sebenarnya KIB bisa bertindak nyata dengan cepat," pungkas Suko.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler