jpnn.com, SEOUL - Korea Utara (Korut) tidak menggubris reaksi keras dunia terhadap peluncuran rudal balistiknya Selasa (29/8). Untuk kali pertama, Korean Central News Agency (KCNA) mengonfirmasikan bahwa rudal yang memicu alarm peringatan di Jepang itu milik Korut.
Pyongyang pun berjanji akan menembakkan lebih banyak rudal lagi. ”Seperti perang yang sesungguhnya, itu hanyalah aksi awal Tentara Rakyat Korea (Korean People’s Army atau KPA) di (Samudra) Pasifik dan pemanasan sebelum menyerang (Kepulauan) Guam.” Demikian bunyi keterangan tertulis KCNA mengutip pernyataan Kim Jong-un, Rabu (31/8).
BACA JUGA: Korut Sukses Bikin Warga Jepang Gemetar, Sirine Meraung di Mana-Mana
”Pemimpin Kim telah memerintah KPA berlatih meluncurkan rudal lagi menarget lokasi yang sama,” terang juru bicara KCNA.
Lokasi yang dimaksud adalah Guam. Namun, Jepang pun akan terdampak. Sebab, sebelum mencapai Guam, rudal balistik Korut harus lebih dahulu melintasi Jepang.
BACA JUGA: Rudal Korut Akan Jadi Pembahasan di PBB
Bagi Korut, Guam yang berpenduduk sekitar 160.000 orang adalah ancaman. Sebab, wilayah kepulauan yang merupakan bagian dari Amerika Serikat (AS) itu memiliki pangkalan militer yang lengkap dengan personel dan persenjataan canggih.
BACA: Whuss..Rudal Korut Melintas di Langit Jepang, Tokyo Geram
BACA JUGA: Harvey Hantam Texas: Jalanan Jadi Sungai, Puluhan Ribu Mengungsi
”Guam adalah basis invasi lanjutan AS,” klaim KCNA. Dari Guam, AS yang bersekutu dengan Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bisa melancarkan serangan militer ke Korut.
KCNA juga menyatakan bahwa rudal balistik Hwasong-12 yang melesat dari Distrik Sunan, Kota Pyongyang, itu merupakan reaksi terhadap AS dan Jepang yang mengadakan latihan militer gabungan.
Sebelum latihan rutin itu berlangsung, Korut sudah berusaha mencegah AS dan Jepang melakukan latihan gabungan. Di mata Korut, latihan gabungan yang melibatkan ribuan personel militer dan kapal induk itu adalah provokasi.
Karena AS dan Jepang tidak mengindahkan keberatan Korut atas latihan militer gabungan tersebut, Jong-un lantas memerintahkan penembakan rudal. Sebelumnya, Korut tidak pernah mengakui bahwa mereka mengujicobakan rudal.
Pada 2009 dan 1998 saat Jepang mengeluh karena rudal Korut melewati wilayah udara mereka, Pyongyang membantah. Mereka mengaku hanya menembakkan satelit.
Namun, kali ini Korut jujur. Melalui KCNA, rezim Jong-un mengaku telah menembakkan rudal balistik buatan dalam negeri. Rudal tersebut melesat sejauh 2.700 kilometer dengan ketinggian sekitar 550 kilometer dari Pyongyang.
Rudal itu melintasi Jepang dan kemudian terbelah menjadi tiga. Serpihan-serpihan rudal tersebut jatuh di kawasan utara Samudra Pasifik.
Pernyataan KCNA itu dibarengi dengan laporan Rodong Sinmun tentang peluncuran rudal balistik tersebut. Kemarin koran yang menjadi corong pemerintah tersebut memamerkan sekitar 20 foto peluncuran Hwasong-12.
Salah satunya menampilkan foto Kim yang sedang tersenyum lebar dari balik meja. Di depannya terlihat peta yang menunjukkan lokasi Pasifik Barat Laut.
BACA: https://www.jpnn.com/news/korut-sukses-bikin-warga-jepang-gemetar-sirine-meraung-di-mana-mana
Kontras dengan klaim dan kebanggaan Korut soal rudal balistik yang membuat Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meradang itu, Dewan Keamanan (DK) PBB prihatin.
Selasa malam (29/8) DK PBB mengadakan rapat darurat untuk membahas provokasi Korut tersebut. ”Itu adalah aksi yang benar-benar keterlaluan. Korut harus segera menghentikan seluruh rangkaian uji coba rudal,” kata perwakilan DK PBB.
Selasa malam itu, DK PBB hanya mengecam. Tidak ada sanksi baru terhadap Korut. Maka, Jepang dan Inggris mendesak Tiongkok untuk bisa menggunakan pengaruhnya sebagai mitra utama Korut guna meredam krisis nuklir di Semenanjung Korea.
PM Theresa May yang sedang melawat ke Jepang berharap Beijing bisa membuat Pyongyang insaf. Namun, Tiongkok menganggap AS dan Jepang punya andil besar dalam peluncuran rudal Korut Selasa pagi.
”Latihan militer gabungan menjadi salah satu pemicu aksi Korut. Sebaiknya, semua pihak bisa lebih menahan diri agar keamanan dan perdamaian regional tetap terpelihara,” ungkap salah seorang pejabat pemerintah di Beijing. Dia berharap sanksi atau teguran terhadap Korut bisa disampaikan dengan baik. (AFP/Reuters/BBC/CNN/hep/c6/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seleb Seru-seruan Nonton Eclipse
Redaktur & Reporter : Adil