jpnn.com, JAKARTA - Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) menjadi salah satu mitra strategis pemerintah yang berperan sebagai motor penggerak untuk mengedukasi masyarakat agar tetap berpartisipasi aktif dan cerdas dalam Pemilihan Serentak 2020 dengan memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19 hingga ke seluruh pelosok negeri.
Dalam Pemilihan di masa pandemi, pemerintah memang mengoptimalkan sosialisasi lewat media digital. Namun tidak semua wilayah di Indonesia memiliki akses internet yang memadai.
BACA JUGA: Kominfo Bangun Jaringan Akses Telekomunikasi yang Berkualitas di Berbagai Wilayah
Misal di wilayah Indonesia bagian timur yang masih terkendala jaringan, sehingga sosialisasi lewat media digital belum bisa dilakukan denhan optimal. Di sini peran KIM sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi langsung dengan warga dengan berbagai media yang sesuai dengan kearifan lokal, seperti rembug warga atau kegiatan sosial lainnya.
KPU kemudian mengeluarkan aturan khusus untuk setiap pelaksanaan tahapan Pemilihan, disesuaikan dengan situasi kenormalan baru.
BACA JUGA: Kalina Dekat dengan Anak-anak Vicky, Azka Corbuzier: Maaf tak Bisa Semenyenangkan Mereka
Pemerintah pun mendukung setiap langkah penyesuaian dalam tahapan Pemilihan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keamanan rakyat.
“Keselamatan dan kesehatan msayarakat adalah segala-galanya untuk itu pelaksanaan Pemilihan Serentak. Penerapan potokol kesehatan yang ketat juga menjaga kualitas dan kedewasaan demokras,” ujar Plt. Direktur Tata Kelola Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Gunawan.
BACA JUGA: Begini Sikap Jokowi soal Pilkada Serentak 2020
Tugas Kominfo, lanjutnya adalah menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menentukan masa depan pembangunan daerahnya dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan.
Tugas ini dapat terwujud jika didukung oleh berbagai stakeholder, atau mitra strategi termasuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai mitra Kominfo dalam sosialisasi Pemilihan Serentak 2020.
“Masyarakat dituntut untuk tetap cerdas memilih siapa yang akan memimpin di masa depan. Di samping tuntutan lain yang tidak kalah krusial yakni untuk tetap menajga iklim damai sepanjang berlangsungnya pesta demokrasi. Pemilih cerdas, pemilih sehat dan pemilih damai menjadi pesan kunci Pemilihan Serantak tahun 2020,” serunya.
Harapannya, lanjut Bambang semangat para pegiat KIM sebagai pilar terdepan dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dapat terus terpelihara.
Terkait pemanfataan media sosial untuk sosialisasi Pemilihan Serentak, KPU selaku penyelenggara Pemilihan telah melakukan penyebaran konten sosialisasi secara masif di seluruh media sosial official KPU RI dan daerah.
“Kami sudah mengotimalkan hampir 99% medsos yang ada untuk sosialisasi semua regulasi tentang pemungutan dan penghitungan suara. Termasuk kepada KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai pelaksana di lapangan,” kata Deputi Dukungan Teknis KPU, Eberta Kawima.
Polri pun selaku pihak keamanan tidak mau ketinggalan dalam pemanfatan media sosial.
Polri berusaha keras meyakinkan masyarakat akan terjaminnya keamanan Pemilihan demi terwujudnya target partisipasi masyarakat dan kekondusifan jalannya Pemilihan.
“Polri sangat mengikuti perkembangan, lewat media sosial Polri menyosialsiasikan pelaksanaan Pemilihan Serantak. Ada diskusi dan workshop mengundang para Kabid Humas seluruh Indonesia untuk menjelaskan persiapan Pemilihan. Ini pertaruhan negara dalam penyelanggaraan negara. Kami Polri, dibantu TNI siap mengamankan pelaksanaan Pemilihan ini. Warga tidak usah takut, pelaksanaan ini akan berjalan aman dan lancar,” kata Kabag Yaninfodok Biro PID Divisi Humas Polri, Kombes Tjahyono Saputro.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy