Kinerja BUMN Meroket Setelah jadi Perusahaan Terbuka

Kamis, 13 Juli 2023 – 12:41 WIB
Gedung Kementerian BUMN. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar modal Reza Priyambada mengatakan, banyak BUMN sukses menjadi perusahaan terbuka.

Dibandingkan sebelum initial public offering (IPO), kinerja BUMN jauh meroket setelah menjadi perusahaan terbuka.

BACA JUGA: Srikandi BUMN Goes to Campus Hadir di Pontianak

"Kisah membaiknya kinerja pasca IPO bisa kita lihat di sejumlah BUMN yang melakukan IPO. Sebut saja BUMN perbankan. Sejarah mencatat, value mereka saat ini jauh meroket bila dibanding dengan (kinerja mereka) sebelum atau saat mereka melakukan IPO," papar Analis Senior CSA Research Institute tersebut.

Reza mencontohkan, kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang dulu sangat identik dengan bank masyarakat pedesaan.

BACA JUGA: Resmi Melantai di BEI, IPO Amman Tembus Rp 10,73 triliun

Namun saat ini, BRI justru menjadi bank terbesar di Indonesia, dengan total aset mencapai Rp1.631,18 triliun per 31 Mei 2023 lalu.

Begitu juga dengan PT Bank Mandiri dan BNI, yang kini kinerjanya makin moncer setelah IPO.

BACA JUGA: PGE Realisasikan Konsep ESG lewat Pelestarian Monyet Hitam Sulawesi

Di luar perbankan, Pertamina Geothermal Energy yang ‘baru’ IPO Februari 2023, juga tak kalah moncer.

Sebelumnya Reza pernah menyoroti keberhasilan PGE yang membalikkan kondisi modal kerja (working capital) menjadi surplus. Padahal, sebelum IPO, masih minus USD424.475.

Menurut Reza, upaya PGE dalam mendorong working capital menjadi positif layak diapresiasi lantaran hal tersebut merupakan sinyal awal bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi sehat dan dikelola dengan cukup bijaksana (prudent).

Bagaimana dengan BUMN dan anak BUMN lain?

Tak kalah menggembirakan. Berdasarkan laporan keuangan Aneka Tambang, Bukit Asam, Jasa Marga, Dayamitra Telekomunikasi, dan Telkom, semua menunjukkan kinerja sangat positif.

Mengapa banyak BUMN sukses setelah menjadi perusahaan terbuka?

Reza menyebut, paling basic bahwa IPO adalah salah satu opsi pendanaan bagi perusahaan.

“Artinya, keuntungan pertama dan paling mendasar dari IPO, ya didapatkannya pendanaan tersebut," ujarnya.

Dengan suntikan pendanaan baru, menurut Reza, perusahaan lebih memiliki peluang untuk mengembangkan potensi bisnis ke depan.

"Ketika perusahaan sebelumnya pengin ini-itu terkait aksi korporasi, terkait laju ekspansi, maka dengan pendanaan yang tersedia, (rencana) itu dapat segera dilakukan sesuai harapan," tutur Reza.

Selain itu, IPO juga menjadikan BUMN sangat transparan.

Segala gerak-gerik manajemen, rencana bisnis yang disusun, strategi yang disiapkan hingga penempatan dan penunjukan para pengurus perusahaan, sepenuhnya dapat diawasi publik.

"Bahkan bukan pemegang saham, misalnya baru mau beli (sahamnya), bisa melihat direktur utamanya siapa, komisarisnya siapa, kenapa mereka dipilih, backgroundnya apa, kemampuannya apa saja, dan lain-lain, sehingga dia layak menempati posisi itu," seru Reza.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler