jpnn.com, JAKARTA - Platform infrastruktur digital Finantier berhasil menorehkan catatan positif sepanjang 2021.
Lahir dan tumbuh di tengah pandemi Covid-19, platform ini berkembang dengan baik di Indonesia.
BACA JUGA: Amber Bee, Mencegah Bayi Rewel Saat Tumbuh Gigi
Co Founder dan COO Finantier, Edwin Kusuma menjelaskan, pada 2021 pihaknya telah mencapai berbagai torehan.
Salah satunya terpilih dalam startup incubator dari Amerika Serikat (AS) Y Combinator di akhir 2020, hingga menyelenggarakan demoday hasil Y Combinator di awal 2021.
BACA JUGA: Silakan Dicek, Ini Sederet Makanan yang Menyebabkan Perut Cepat Buncit
Selain itu, Finantier pun telah tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD), melalui salah satu produk mereka, yaitu innovative credit scoring.
"Tak hanya itu, kami juga telah mendapatkan sertifikasi ISO 27001 untuk Standar Manajemen Keamanan Informasi," ujar Edwin dalam sambutan penerima Duniafintech Awards di Hotel Mercure Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (18/1).
BACA JUGA: 10 Startup Ini Raih Duniafintech Awards 2022
Edwin memaparkan, saat ini terdapat sekitar 250 lebih perusahaan, baik sebagai partner dan client yang terhubung ke dalam ekosistem Finantier, dengan estimasi jutaan transaksi.
Setelah berhasil mengembangkan bisnisnya di Indonesia, tahun ini 2022 akan berencana untuk mengembangkan sayapnya, seperti Filipina dan beberapa negara di Asia Tenggara.
"Finantier melihat tahun ini sebagai tahun di mana kami dapat tumbuh lebih baik dan lebih besar dari sisi partner dan klien, serta individu dan UMKM yang terbantu dengan ekosistem kami. Kami juga berencana untuk meningkatkan eksistensi kami di negara lain, seperti Filipina dan negara lainnya di Asia Tenggara," ucapnya.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung dalam dua tahun belakangan telah mengubah pola interaksi dan kebiasaan masyarakat Indonesia, di mana mereka secara bertahap beralih ke dunia digital.
Perubahan ini menjadi kesempatan yang berharga bagi perusahaan untuk meraih target lebih besar pada tahun ini dan mendatang.
"Maka dari itu, diperlukan data yang lebih komprehensif dari digital journey nasabah atau pelanggan dari berbagai macam gig platforms yang ada pada ekosistem fintech agar dapat mengakses produk finansial yang sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.
Hal inilah yang coba ditawarkan oleh Finantier melalui konsep Open Finance-nya untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat yang belum tersentuh pembiayaan konvensional atau underbanked.
"Jadi apa sih open finance itu? Lebih ke interoperability dari bank dengan fintech ekosistem agar bisa menghadirkan layanan yang lebih aman dan baik buat masyarakat luas," katanya.
Layanan open finance Finantier ini bersifat business to business (B2B), yaitu memfasilitasi perusahaan agar dapat memanfaatkan datanya untuk rencana lanjutan, yang dapat dieksekusi secara langsung dalam pengembangan produk atau inovasi lainnya ke end user.
Atas capaian dan inovasinya dalam memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat lewat sistem B2B yang terintegrasi, Finantier dinobatkan sebagai Startup Open Finance Terbaik dalam ajang Duniafintech Awards.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy