Lantas, apa yang sebenarnya membuat pemain berusia 19 tahun itu bersikukuh dengan nomor 43? Usut punya usut, nomor tersebut tak lain menyiratkan tanggal kelahirannya. “Saya lahir tanggal 3 bulan 4. Tapi dibalik jadi 43. Memang sih tidak biasa kiper pakai nomor itu. Tapi saya suka,” ujar pemain kelahiran 3 April 1993 itu kepada Malang Post (grup JPNN).
Selain itu, Beny tampaknya percaya nomor tersebut membawa keberuntungan. Terbukti, mantan pilar Timnas U-16 itu langsung mencatatkan debut bersama Singo Edan di musim pertamanya berkiprah di kompetisi selevel Indonesia Super League (ISL). “Di musim pertama, saya langsung merasakan beberapa kali jadi starter. Menurut saya, ini semua anugrah,” tukasnya.
Boleh dibilang, bungsu dari dua bersaudara ini memang cukup mujur bisa mengawali debut karier profesionalnya langsung di kompetisi kasta tertinggi selevel ISL. Sejak kembali dari pemusatan latihan di Uruguay bersama Sociedad Anonima Deportiva (SAD), jebolan Akademi Arema ini langsung ditarik memperkuat skuad senior Singo Edan yang kebetulan pada putaran pertama ISL 2011-2012 mengalami krisis kiper. Kehilangan Dian Agus Prasetyo yang mengalami cedera patah kaki, Beny langsung disiapkan menjadi pelapis Rudi Ardiansyah dan Ngurah Komang Arya.
Nyatanya, Beny bahkan tampil lebih sering dibanding dua seniornya tersebut. Gawangnya sempat menjadi bulan-bulanan Keith Kayamba Gumbs dkk kala Arema dipecundangi Sriwijaya FC di kandang sendiri. Namun belajar dari pengalaman tersebut, Beny berupaya bangkit dan menunjukkan performa menanjak di empat laga berikutnya.Dari lima kali dipercaya tampil sebagai starter, total 10 gol bersarang di gawang kiper asal Tegalgondo tersebut.
Memasuki putaran kedua, dia harus bersaing lebih keras untuk menembus line up. Maklum saja, di paro musim kedua Arema diperkuat dua kiper berpengalaman yang juga terikat hubungan darah, yakni Achmad Kurniawan dan Kurnia Meiga. Musim ini, bertambah lagi satu pesaingnya, yang notabene rekan seangkatannya sendiri saat di akademi, Teguh Amiruddin.
Meski begitu, Beny tak patah arang. Menurutnya, persaingan seperti itu sangat wajar terjadi dalam tim sebesar Arema. “Saya harus lebih siap menghadapi persaingan musim ini. Tentunya banyak pelajaran yang membuat saya jauh lebih matang. Setidaknya sudah ada pengalaman musim lalu bagaimana bermain di kompetisi seketat ISL,” pungkasnya mantap. (tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Coba Sekali Gerakan Seribu Kali
Redaktur : Tim Redaksi