Kiprah Manis Lippi di Tiongkok

Kamis, 24 Mei 2012 – 07:27 WIB

GUANGZHOU - Dua tahun menghilang dari hingar bingar sepak bola, keputusan Marcelo Lippi come back cukup mengejutkan. Bukannya membesut tim elit Eropa, Lippi justru memilih Guangzhou Evergrande, yang nota bene anggota Chinese Super League (CSL) sebagai "jalan" untuk kembali.
   
Sejak 17 Mei lalu, pelatih berusia 64 tahun itu meneken kontrak berdurasi dua setengah tahun bersama Evergrande. Dengan berbagai predikat juara, termasuk sukses mengantarkan Italia memenangi Piala Dunia 2006 lalu, Lippi dibanderol 30 juta Euro (Rp 354 Miliar).
   
Seperti dikabarkan AFP kemarin (23/5), tangan dingin Lippi langsung terbukti saat pertama kali menukangi Evergrande. Minggu (20/5) lalu, Evergrande menang dengan skor 1-0 atas Qingdao Joonon di kandangnya, Stadion Guangzhou Tianhe. Tak kurang 40 ribu suporter Evergrande menjadi saksi kiprah Lippi di CSL. Evergrande pun nangkring di puncak klasemen CSL.
   
Usai memenangi pertandingan, mantan pelatih Juventus dan Inter Milan tersebut berkomentar "dingin" sesuai biasanya. "Saya tidak tertarik dengan berapa skor pertandingan. Tak peduli tiga atau empat nol, tugas saya adalah membawa klub ini ke level tertinggi," kata pelatih yang doyan menghisap cerutu itu.
   
Usai memenangi laga di CSL, Lippi dituntut membawa kemenangan selanjutnya di Liga Champions Asia. Rabu (30/5) mendatang, Evergrande akan menjamu FC Tokyo pada babak 16 besar di kandangnya. Dan ribuan fans Evergrande akan kembali memadati Stadion Guangzhou Tianhe dengan kaos Juventus dan membentangkan spanduk "Forza Li Pi".
      
Di sisi lain, CSL bisa dikategorikan sebagai salah satu wajah kompetisi Asia  yang ganas. Lihat saja, deretan pemain bintang maupun pelatih yang hilir mudik di kompetisi ini. Bulan lalu, pelatih berkebangsaan Prancis Jean Tigana didepak dari jabatannya di Shanghai Shenhua gara-gara gagal membawa timya bersinar.
      
Demikian juga dengan mantan anggota timnas Prancis Nicolas Anelka yang ingin hengkang dari Shenhua musim depan. Didapuk sebagai manajer coach, Anelka justru tak merasa nyaman.
      
Kisah buruk juga dialami pelatih sebelum Lippi di Evergrande, Lee Jang Soo. Mengantar Evergrande promosi dan menjuarai CSL, Jang Soo didepak gara-gara hal sepele. Yakni bertengkar dengan bintang Evergrande Dario Conca dan memberikan hukuman bagi pemain Argentina itu larangan tampil sembilan kali. Karena jengkel, Conca lalu mengkritik Jang Soo di depan publik.
      
Namun melihat pengalaman Lippi di Serie A bersama Juventus maupun Inter, banyak pengamat menyatakan Lippi bakal bertahan di Tiongkok. Karakter disiplin kuat yang ada pada Lippi membuat para pemain di bekas klubnya enggan dan macam-macam dengan pelatih berambut putih itu. (dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Inter Hanya Kirim Salam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler