Kisah Hidupnya Difilmkan Soraya Intercine Films, Nimas Bilang Begini

Jumat, 31 Mei 2024 – 20:25 WIB
Soraya Intercine Films mengumumkan hak cipta adaptasi kisah hidup Nimas dan siap diadaptasi menjadi film. Foto: Dok. Pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Kisah hidup seorang perempuan bernama Nimas yang diikuti penguntit selama 10 tahun terakhir, viral di media sosial.

Kisah penguntit terhadap perempuan di Surabaya itu menjadi viral karena membuat warganet kesal dengan kelakuan pelaku yang membalas kebaikan Nimas dengan obsesi.

BACA JUGA: Film Sengkolo Malam Satu Suro Tayang 20 Juni 2024, Ini Para Pemainnya

Nimas mengaku dirinya semula menceritakan kisahnya di sosial media X agar pelaku mendapat sanksi sosial dan jera.

Namun, siapa sangka bahwa ceritanya tersebut justru menjadi pembicaraan ramai dari warganet.

BACA JUGA: Perdana Main Film Horor, Bryan Domani Ungkap Sosok yang Bantu Observasi Karakter

Selain itu, kisahnya tersebut juga mendapat respons positif dari pihak polisi yang memintanya untuk membuat laporan.

Kekinian, Soraya Intercine Films mengumumkan hak cipta adaptasi kisah hidup Nimas itu dan siap diadaptasi menjadi film.

BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Wirang Birawa Dirujak Warganet, Raffi Ahmad: Gue Juga Bingung

"Enggak pernah membayangkan sama sekali kalau kisahku akan difilmkan karena tujuan untuk menviralkan kemarin adalah untuk memberi sanksi sosial pada pelaku," ujar Nimas kepada awak media Kamis (30/5).

"Dan sekarang ada rejeki seperti ini ya aku alhamdulillah banget. Rejeki di luar ekspektasi," sambungnya.

Dia mengaku langsung mengiyakan saat mendapat tawaran tersebut. Bukan tanpa alasan dirinya menerima tawaran itu.

Selain karena nama besar Soraya Intercine Films, dia juga berharap agar orang lain yang mungkin merasakan hal sama di luar sana bisa lebih berani untuk bicara.

"(Selain itu) Aku butuh wadah, butuh ruang untuk speak up untuk masalahku dan keserahanku. Ini menjadi ruang untuk perempuan lain yang merasakan hal sama," kata Nimas.

"Benang merahnya adalah menjadi perempuan, sudah lemah tidak bisa berbuat apa-apa, lemah dan bingung selalu disepelekan jadi akhirnnya berjuang sendiri. Tapi jangan pernah takut untuk bicara," tambahnya.

Sebagai perempuan yang merasakan dikuntit selama 10 tahun, Nimas ingin tidak ada lagi yang menyalahkan Wanita jika ada orang yang berlaku tidak sopan.

"Menjadi perempuan itu enggak mudah, dibaikin jadi obsesi. Dijahatin salah juga. Jadi, posisi perempuan itu sangat rawan, ada ketidakadilan sosial. Semoga film dari kasusku ini membuat orang jadi lebih open minded," tutur Nimas. (mcr7/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Firda Junita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler