Kisah Mbah Mijan (1), Demi Cinta, Dari Kebumen ke Jakarta

Sabtu, 29 Oktober 2016 – 12:42 WIB
Mbah Mijan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SAMIJAN. Mungkin nama ini kurang akrab di telinga dunia hiburan Tanah Air. Bagaimana kalau Mbah Mijan?

Ya, Mbah Mijan. Ahli spiritual, pengusir roh halus ketempelan, peramal artis dan pejabat, hingga aktor dan host kini digelutinya. 

BACA JUGA: Jupe Dikejar Debt Collector, Sang Adik Angkat Bicara

Pria kelahiran Desa Wanadadi, Buayan, Kebumen Jawa Tengah 21 April 1984 itu lahir dengan nama Samijan.

Ayah dan ibunya petani. Samijan adalah anak ke-2 dari empat bersaudara, yang masa kecilnya sama dengan anak-anak kebanyakan di masanya di Wanadadi. Bermain ke bukit dan memancing.

BACA JUGA: Terserang Kanker, Aldi Taher Mundur dari Dunia Hiburan

Di desanya, Samijan memang sudah dikenal 'beda' dengan teman-teman sebaya. Namun itu tak membuat dia tersingkir dari pergaulan.

"Bakat 'melihat' ini dari kakek saya. Namun beliau tidak pernah bicara khusus soal itu. Cuma kakek sering mengajak saya berpuasa," kenang Mbah Mijan dalam sebuah obrolan ringan di kawasan Permata Hijau beberapa hari lalu.

BACA JUGA: Nagita Slavina Umrah Bareng Mertua, Rafathar Ditinggal

Saat Samijan kelas V SD, dia ikut membantu kakeknya yang membuka tempat pengobatan patah tulang bernama Sangkal Putungan.

"Di sana saya bantu-bantu kakek mengobati orang sakit. Saya mulai sadar bahwa apa yang saya punya harus dimanfaatkan dengan baik untuk orang," tuturnya.

Waktu terus berlalu... 

Setelah SD, SMP dan STM di kampungnya, Samijan kemudian meneruskan pendidikan S1 ke Purwokerto. Dia mengambil ilmu komputer.

Nah, di sanalah Samijan menemukan cinta (bukan lagi cinta monyet). Dia menyukai seorang gadis cantik. Hubungan mereka berjalan lancar dan mesra. 

Sang kekasih juga mengetahui keunikan atau bakat yang dimiliki Mijan. Namun di sanalah masalah mulai muncul. Orang tua sang kekasih, lebih tepat ibunya, kurang merestui hubungan Samijan dengan anaknya.

"Orang tuanya meragukan anaknya punya masa depan dengan seorang dukun, ahli obat, tukang ramal," ujar Mbah Mijan.

Namun dasar cinta, mereka berdua berusaha mencari jalan. 

Akhirnya, setelah lulus di bangku kuliah Samijan membulatkan hati mencari pekerjaan sesuai dengan ijazah yang dia miliki.

Pada 2010, demi mencari pekerjaan yang lebih layak itu, dan demi niatnya untuk bisa langgeng bersama kekasihnya, Samijan pun merantau ke Jakarta. Pulo Gadung menjadi tempat pertama Mijan menginjakkan kaki di belantara ibu kota

Suka duka, Samijan alami mencari kerja. Demi sesuap nasi dan gorengan, Samijan memenuhi kebutuhannya dengan mengumpulkan botol plastik. Kadang, Mijan juga mengamen ke sana kemari.

Kerasnya ibu kota diadang Bocah Kebumen ini. "Pernah saat banjir datang, saya hidup di penampungan. Ke sana kemari. Pekerjaan yang saya bayangkan, belum juga saya temukan. Ya begitu awal saya di Jakarta," kenangnya.

Hubungan dengan kekasihnya masih berlanjut, cinta jarak jauh. Namun ya lambat laun, apa mau dikata, pelan-pelan hubungan mereka renggang dan akhirnya kandas.

Lantas kapan Mbah Mijan akhirnya memutuskan menggali dan memanfaatkan bakat serta ilmu terpendam dalam dirinya? Nanti dulu. (bersambung/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fairuz A Rafiq Nikah Tahun Depan?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler