Kisah Mertua "Nenek Sihir" Suka Menyiksa Cucu Sendiri

Sabtu, 06 Februari 2016 – 12:05 WIB
Ilustrasi. Radar Surabaya

jpnn.com - TERNYATA tidak semua nenek senang mendapatkan cucu. Buktinya mertua Karin, 32, sebut saja Maya bukannya senang menimang cucunya yang baru berusia 1,5 tahun. Tapi, justru menyiksanya layaknya seorang yang mengalami gangguan kejiwaan. Tak mau anaknya jadi korban kelakuan sang mertua, akhirnya Karin mengajukan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya.

Karin tidak tega melihat putra tunggalnya disia-siakan oleh sang mertua. Bagaimana tidak, balum genap dua tahun, tapi si kecil sudah sering mengalami siksaan fisik dari sang mertua. 

BACA JUGA: Saat Sun Go Kong Beraksi di Mal

Mulai dari dibekap mulutnya ketika menangis, hingga badannya dicubiti sang nenek sampai membiru dan gosong-gosong. 

"Lha mbah macam apa begitu? Saya nggak tenang kalau ninggalin anak di rumah mertua," ucap Karin. Dia pun menyebut mertuanya bak nenek sihir yang jahat.  

BACA JUGA: Kajian Era Soeharto, Parapat Kota Turis

Ini lantaran Karin dan suaminya, Donwori, 42, memang tinggal serumah dengan mertuanya, Maya, 63, di sebuah rumah mewah di kawasan Mayjend Sungkono. 

Karin dan Donwori kebetulan bekerja dan baru pulang ke rumah pada malam hari. Sehingga, anak semata wayangnya dititipkan ke ibu mertua saat keduanya bekerja. Ayah mertua Karin sudah meninggal.

BACA JUGA: Dijanjikan Bisnis Kasur, Rp 470 Juta Melayang

Namun hampir setiap sore sepulang kerja, Karin maupun Donwori kerap menemukan hal yang aneh dengan buah hatinya. 

Bahkan saat pulang, dia masih mendapati anaknya tersebut menangis kesakitan karena tubuhnya lebam dan membiru. Rupanya, anak itu menangis seharian tanpa ada upaya Maya untuk membujuk atau menghentikannya.

Saat ditanyakan ke mertua, Karin sering mendapatkan jawaban bohong. Yang katanya jatuh ke lantai lah, atau kadang kebentur botol dotnya. “Semula saya percaya saja, tapi lambat laun kok banyak bohongnya karena anakku sering kedapatan menangis sendirian,” tuturnya. 

Apalagi menurut keterangan tetangga, anaknya menangis tak berhenti-henti karena memang dibiarkan oleh neneknya. “Katanya tetangga seperti itu. Lha saya juga sering menemukan mertuaku diam saja kalau anakku menangis. Berarti kan klop,” ujarnya

Karin mengaku sempat mengadukan masalah ini ke Donwori. Namun bukannya mendapat dukungan, justru Karin kena damprat sang suami lantaran dikira menjelek-jelekkan ibu mertuanya itu. 

Bahkan, Donwori malah ganti memarahi Karin. Bahkan, Donwori menyarankan Karin berhenti bekerja saja sebagai pegawai bank kalau memang tidak percaya ibunya menjaga buah hati mereka. 

Tapi Karin tetap menolak. Karena menurutnya yang salah bukan dirinya. Melainkan ibu mertua. Karena itu, Karin pun memberikan pilihan kepada Donwori kalau tidak mau mengingatkan ibunya lebih baik dirinya yang pergi dari rumah demi keselamatan anaknya. 

"Saya malah dikatai menantu durhaka. Padahal, saksinya itu banyak para tetangga. Kok saya yang malah diomel-omeli," imbuhnya. 

Karin mengaku tidak peduli. Lebih baik dia pisah dari suaminya daripada anaknya diasuh oleh nenek yang punya kelainan suka menyiksa anak kecil. Toh, suaminya lebih memilih ibunya daripada dirinya dan keselamatan anaknya. "Ya mungkin dia masih belum ikhlas anaknya punya istri dan anak," pungkasnya. (*/jay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dijadikan PSK, Istri Malang Itu Harus Layani Nafsu Teman Suami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler