Kisah Mita, Pevoli Andalan Indonesia di Tim Paralympic

Rabu, 09 Mei 2018 – 14:57 WIB
Menjadi pemain paling muda di tim voli putri paralympic Indonesia membuat Nina Gusmita (19 tahun) merasa bangga. Foto: Kemenpora

jpnn.com, JAKARTA - Menjadi pemain paling muda di tim voli putri paralympic Indonesia membuat Nina Gusmita (19 tahun) merasa bangga.

Sebab, wanita yang karib disapa Mita itu bisa bermain bersama para seniornya di ajang Kejuaraan Dunia ParaVolly Perempuan 2019 di Chengdu, Tiongkok.

BACA JUGA: Menpora Minta Doa Masyarakat Maluku Agar Asian Games Sukses

Ajang internasional pertamanya ini akan dijadikan pelajaran untuk menimba ilmu sebagai persiapan di Asian Para Games, Oktober 2018 mendatang.

Mita yang baru dua tahun bergabung bersama tim putri Paralympic Indonesia tidak menyia-nyiakan peluang itu.

BACA JUGA: Menpora: TMMD Membangun Mental, Karakter dan Patriotisme

Dengan usia yang masih muda, Mita merasa masih banyak ilmu yang harus digai untuk mengukir prestasi.

Bagi perempuan cantik kelahiran Medan, 8 Agustus 1999 itu, Asian Para Games adalah kesempatan emas untuk memberikan prestasi terbaiknya sebagai atlet voli paralympic.

BACA JUGA: Menpora Ingin Piala Thomas dan Uber Pulang ke Indonesia

Apalagi, Indonesia menyandang predikat sebagai tuan rumah.

"Awal bergabung dengan tim voli paralympic, saya sempat kurang percaya diri karena paling muda sendiri dan seniornya pasti memiliki kualitas yang bagus. Namun. rasa itu akhirnya saya hilangkan karena saya berniat untuk belajar dengan mereka agar bisa menyumbangkan prestasi untuk tim ini," kata Mita.

Mita sudah menekuni voli sejak remaja sebelum kecelakaan sepeda motor pada 2016 membuat kakinya harus diamputasi.

Setelah kecelakaan itu, Mita sempat dirawat di rumah sakit selama 1,5 bulan dan menjani operasi sebanyak empat kali.

Namun, operasi itu tidak membuahkan hasil yang maksimal dan harus diakhiri dengan amputasi.

Kejadian itu sempat menjadi pukulan bagi Mita. Namun, Mita tidak mau larut dalam sebuah musibah tersebut.

Kedua orang tuanya, Rusmianto dan Kasmiatiari, memiliki peran besar mengembalikan rasa percaya dirinya untuk terus menggeluti olahraga.

"Waktu itu orang tua sempat bilang ke saya, kalau merasa minder lebih baik di rumah saja. Namun, kalau tidak minder, orang tua mendukung untuk menggeluti dunia olahraga," kata Mita.

Sebelum bergabung ke tim Voli Putri Paralympic Indonesia, Mita sebelumnya sempat membela tim atletik.

Akan tetapi, ketika ada cabor voli paralympic, dirinya diminta untuk bergabung hingga sekarang.

"Awalnya saya ikut atletik. Namun, ketika voli putri paralympic butuh pemain, saya akhirnya dipindah sana karena dinilai memiliki latar belakang pemain voli. Oleh karena itu, kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk memberikan prestasi terbaik bagi Indonesia, khususnya di Asian Para Games nanti," kata Mita. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpora Optimistis Indonesia Masuk 10 Besar di Asian Games


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler