jpnn.com, SWISS - Pendaki asal Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) akhirnya berhasil menaklukkan puncak Eiger, salah satu gunung di Pegunungan Alpen, Swiss pada Rabu (6/9).
Suhu panas ekstrem sempat menyambut tim pendaki asal Indonesia di Kota Chamonix, sekitar kawasan Pegunungan Alpen, Swiss.
BACA JUGA: Ekspedisi EIGER: 17 Tim Pendaki Wanita akan Kibarkan Merah Putih di Puncak 17 Gunung
Sudah sejak 21 Agustus 2023 lalu, empat orang tim yang tergabung dalam Wanadri juga didukung Eiger Adventure (EIGER) tiba di kota ini.
Kota Chamonix di gerbang Pegunungan Alpen selama ratusan tahun telah menjadi tempat impian bagi para pendaki gunung dari seluruh dunia.
BACA JUGA: EIGER Realisasikan Komitmen Berkelanjutan lewat Upcycling Collection
Terbang dari Indonesia hingga ke Swiss, empat pendaki membawa misi penting: ekspedisi Alpine Trilogy digagas oleh Komite Ekspedisi Wanadri Indonesia (KEWI) dan didukung EIGER sebagai brand penyedia perlengkapan kegiatan luar ruang asal Bandung.
Ekspedisi meliputi pendakian ke tiga puncak gunung di Pegunungan Alpen, yakni Eiger 3.967 Mdpl, Matterhorn 4.487 Mdpl, dan Mont Blanc 4.807 Mdpl.
Iwan 'Kwecheng' Irawan, pendaki senior Wanadri yang tergabung dalam tim Alpine Trilogy juga mewakili EIGER Adventure Service Team menceritakan butuh waktu berhari-hari untuk melakukan aklimatisasi tubuh juga mengumpulkan semua data informasi dan teknis yang diperlukan.
Iwan mengatakan ketiga puncak gunung yang dituju membutuhkan keterampilan teknis dan pengalaman pendakian yang tinggi.
"Berbagai hambatan silih berganti selama proses percobaan pendakian, mulai dari gelombang panas ekstrem yang melanda Swiss hingga cuaca berubah jadi badai salju,” ungkap Iwan.
Akibat cuaca panas ekstrem yang melanda Eropa, pendakian ke Mont Blanc terpaksa tertunda lantaran jalur pendakian ditutup.
“Informasi kami terima mendadak, Mont Blanc ditutup, karena gletser atau bongkahan es besar di jalurnya semakin retak dan menganga akibat gelombang panas, tak aman untuk pendakian,” kisah Iwan lewat sambungan telepon langsung dari Swiss.
Empat pendaki Indonesia, yakni Iwan Irawan, Nurhuda, Muhammad Wahyudi, dan Muhammad Miftakhudin memutuskan melanjutkan ekspedisi menuju puncak kedua, yakni Matterhorn pada ketinggian 4.487 Mdpl.
Berawal dari Desa Zermatt, desa terdekat menuju Matterhorn, cuaca lagi-lagi tak sesuai dengan rencana, di Zermatt malah turun badai salju.
“Sejak dari Zermatt Badai salju besar datang hingga menghadang kami di tengah jalur, tepatnya di Solvayhuette. Terlalu berbahaya untuk dilanjutkan hingga puncak Matterhorn. Akhirnya kami kembali
ke Zermatt,” ungkap Iwan.
Berhasil Mencapai Puncak Gunung Eiger
Usai memulihkan fisik dan mental selama tiga hari, empat pendaki Indonesia kembali melanjutkan misi ketiga, yakni Gunung Eiger pada ketinggian 3.967 Mdpl.
Menurut Iwan, Gunung Eiger secara teknis termasuk satu dari pendakian tersulit di dunia.
Gunung Eiger pula yang menjadi inspirasi dari nama brand perlengkapan luar ruang asal Bandung, EIGER Adventure.
“Jalur pertama ke puncak Eiger kami coba lewat Heckmair, tetapi pijakan di atas es dinding Eiger jalur Heckmair terus menerus runtuh, karena cuaca panas," cerita Iwan.
Mereka akhirnya mengubah jalur melalui West Flank.
"Kondisi salju yang mencair, karena suhu panas juga terjadi di jalur West Flank, namun jalurnya tidak seberbahaya jalur Heckmair,” imbuhnya.
Batu cadas tajam dipijak dan digenggam erat, tangan dan kaki meraih es dan mendaki vertikal, memanjat lereng Eiger dengan teknik juga standar keselamatan tinggi.
Empat pendaki Indonesia menggunakan peralatan teknis yang membutuhkan jam terbang tinggi di urusan pendakian berbahaya.
Hingga akhirnya dua pendaki, yakni Iwan ‘Kwecheng' Irawan dan Nurhuda berhasil mencapai puncak Gunung Eiger.
Dua pendaki lain terpaksa menghentikan pendakian di tengah jalur, karena alasan medis.
Muhammad Miftakhudin mengalami cedera lutut bengkak dan tumit lecet.
“Hari Rabu 6 September 2023 pukul 13.50 Waktu Swiss, Merah Putih berhasil berkibar di atas puncak Gunung Eiger 3.967 Mdpl, salah satu dari gunung tersulit dan paling berbahaya di dunia. Terima kasih atas dukungan dan doanya dari seluruh kawan-kawan Wanadri dan EIGER,” ucap Iwan.
Seusai menaklukkan puncak Eiger, mereka menghabiskan satu malam untuk pemulihan dan mendirikan bivak menggantung di lereng cadas Eiger.
Setelah anggota tim yang cedera perlahan pulih, empat pendaki Indonesia ini berhasil turun ke Kaki Pegunungan Alpen pada Kamis (7/9) pukul 14.00 WIB.
Iwan mengatakan ekspedisi belum usai, masih ada beberapa percobaan lagi menuntaskan misi Alpine Trilogy.
"Mohon doa dan dukungan semoga empat orang pendaki asal Indonesia di Pegunungan Alpen selalu diberikan perlindungan, keselamatan dan kesehatan hingga kembali ke Indonesia,” pungkas Iwan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi