Kisah Pengusaha Mobil Mewah Lulusan Amerika, Pilih Beternak Ayam demi Memajukan Desa

Sabtu, 28 November 2020 – 16:15 WIB
Ismardhana Kresna Putra di salah satu kandang ayamnya. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com - Kotor dan bau itulah suasana kandang ayam milik Ismardhana Kresna Putra. Meski pernah menjalani kehidupan di Amerika tidak membuat pemuda kelahiran 1 Maret 1989 ini risih bekerja sebagai peternak ayam.

Berkecimpung di bisnis ternak ayam bukan berarti pria yang disapa Kresna ini berpendidikan rendah. Justru, Kresna merupakan lulusan S2 City University Of Seattle, Amerika.

BACA JUGA: Apresiasi Mentor dan Pengusaha Muda, Sandiaga Uno: Mereka Pahlawan Ekonomi

Kresna memutuskan beternak ayam untuk memajukan ekonomi di kampung halamannya. Bahkan, ia memiliki visi akan mengembangkan peternakannya ke desa-desa.

Kondisi ekonomi Kresna bisa dibilang berkecukupan. Sebab, sebelum menggeluti ternak ayam, ia sudah menjalani bisnis jual beli mobil mewah.

BACA JUGA: Usaha Tak Khianati Hasil, Fredy Napitupulu jadi Pengusaha Muda Sukses

Artinya, Kresna terjun ke desa atau daerah bukan semata-mata untuk meraup uang untuk menambah pundi-pundi rupiah. Melainkan ingin menciptakan banyak lapangan kerja.

"Saya ingin membuka lapangan kerja untuk warga desa. Sehingga pemerataan ekonomi itu tidak hanya sekedar halusinasi saja," kata pria kelahiran London, Inggris.

BACA JUGA: Bang Martin Bagikan Mesin Pembuat Kopi untuk 25 Pengusaha Muda di Danau Toba

Kresna masih ingat betul kapan ia memutuskan untuk ternak ayam. Awal tahun 2011, bermula dari 4 kandang perlahan bisnisnya mulai meningkat. Bahkan sekarang Kresna sudah memiliki 15 kandang dengan populasi ayam 43 ribu ekor.

Rencananya pada 2021 mendatang perusahaan eco farm akan mengembangkan ayam dengan sistem close house. Nantinya, per kandang diisi 60 ribu ekor ayam.

"Sekarang kan kandang masih tradisional. Nantinya di satu lokasi akan di bangun 2 sampai 3 kandang. Jumlah populasi satu lokasi mencapai 120 ribu sampai 180 ribu ekor. Insyaallah tahun depan akan merapkan sistem modern atau close house," kata Kresna.

Ia bersyukur, dari bisnis ternak ayamnya dapat mengurangi angka pengangguran di sekitar tempat tinggalnya. Untuk itu ia terus bersemangat mengembangkan bisnisnya. "Alhamdulillah sudah mampu menyerap sebanyak 20 orang warga desa sebagai pekerja harian lepas," ucapnya.

Kresna mengaku, saat dirinya memutuskan terjun ke desa dan membangun kandang ras ayam pedaging, dirinya kerap dipandang sebelah mata oleh beberapa temannya. "Lulusan S2 Seattle Amerika kok ternak ayam," kata Kresna menirukan sindiran beberapa kawannya.

Namun, katena niat tulus dan keinginan kuat untuk memajukan desa dan warganya, Kresna maju terus pantang mundur. Walaupun diakuinya, awalnya sempat keropotan juga untuk menjalankan peternakan ayam pedaging.

Namun, lambat lain ia pun mulai merasakan hasilnya. Menurutnya, bisnis perunggasan atau peternakan ayam menjanjikan jika dilihat dari potensi ekonomi dan investasi dikucurkan.

Tetapi, berkecimpung di bisnis budidaya ayam tak semulus dan semudah yang dibayangkan. Walau menawarkan keuntungan yang menggiurkan, namun tetap saja usaha ini rawan resiko. Jika salah-salah, bisa saja usaha yang ia geluti itu gulung tikar.

Terlebih lagi untuk permodalan, harus merogoh kocek yang cukup dalam, mulai dari inverstasi lahan, peralatan, bangunan kandang, hingga pakan yang berkualitas.

Belum lagi pengurusan perizinan lahan yang cukup menguras tenaga. Namun, tekad dan kegigihannya mampu mengalahkan itu semua.

"Menurut saya bisnis ini gampang-gampang susah, segalanya harus dipikirkan. Kalau saya tidak melihat prospeknya, saya juga tidak akan maju karena modalnya itu cukup besar," terangnya.

Setelah melalui perjalanan panjang dalam merintis bisnis, Kresna berharap agar generasi muda dapat berdaya saing dalam berbisnis serta menghilangkan gengsi semata.

Kresna menilai, generasi milenial sekarang maunya kerja kantoran dan malu untuk berbisnis seperti ternak ayam ini yang kotor serta bau. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler