Kisah Penyelamatan Delapan Turis yang Terseret Arus di Nusa Lembongan, Bali

Kelip Cahaya Awalnya Dikira Lampu Nelayan

Minggu, 08 Juli 2012 – 00:08 WIB
Para korban arus saat diving kembali ke hotel di Tulamben, Karangasem, Jumat (6/7). Foto : Wayan/Putra/Radar Bali/JPNN

Delapan turis asing yang dilaporkan hilang saat menyelam di Nusa Lembongan, Bali, diselamatkan sebuah kapal ikan yang biasanya tak pernah melintas di jalur tersebut. Sebelumnya, selama berjam-jam mereka mengapung bergandengan di pelampung sosis.
 
 CHAIRUL A.S.-PUTRA, Denpasar
 
KAWASAN Nusa Penida di tenggara Pulau Bali bukanlah jalur favorit Sismono tiap kali pulang melaut dari perairan Nusa Tenggara Timur. Tapi, cuaca buruk pada Kamis (5/7) malam lalu memaksa nakhoda KM Sumber Laut I itu untuk melintas di sana.
 
Saat sudah memasuki perairan bagian barat daya pulau yang dipisahkan Selat Badung dari daratan Pulau Dewata itu, Sismono dan anak buahnya melihat kedip cahaya agak di kejauhan. Awalnya, dia menduga cahaya tersebut berasal dari lampu yang dipasang di jaring kapal nelayan tradisional yang sedang mencari ikan.
 
Tapi, semakin dekat ke sumber cahaya, pria asal Pekalongan, Jawa Tengah, tersebut semakin ragu terhadap dugaan awalnya itu. Benar saja, saat sudah bisa melihat dari jarak yang jelas, yang disaksikan Sismono dan anak buahnya tadi ternyata nyala senter yang dikenakan delapan orang yang tengah terapung di laut.
 
"Waktu itu mereka (para korban) gandengan. Kami langsung kasih pelampung, kemudian langsung menariknya ke atas (kapal)," tutur Sismono seusai dimintai keterangan oleh penyidik Subdit III Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Bali kemarin sebagaimana ditulis Radar Bali (Jawa Pos Group).
 
Delapan orang yang mengapung bersama dengan pelampung sosis itu adalah para turis asing yang dilaporkan ke kepolisian dan tim SAR karena hilang terseret arus beberapa jam sebelumnya, tepatnya pukul 19.20. Pelapornya adalah Gede Bayu Suta, nakhoda yang mengantarkan mereka plus empat wisatawan mancanegara lainnya menyelam di kawasan mangrove Nusa Lembongan. Lembongan merupakan pulau yang berjarak 2 kilometer sebelah barat laut Nusa Penida.
 
"Mereka sudah diperiksa tim Dokkes Polda Bali setiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar. Mereka hanya mengalami lecet-lecet. Saat ini mereka sudah kembali ke tempat menginap di Hotel Aries, Tulamben, Karangasem," jelas Kasubag Humas Polres Karangasem AKP Made Wartama.
 
Tiga di antara delapan bule yang selamat itu adalah warga Prancis. Yaitu, Maureen Craik, Francois Haberkorn, dan Thibeault Legrand. Dua lainnya berasal dari Inggris, Kate Dillon dan Sarra Harrop.

Selain itu, masing-masing seorang dari Jerman, Italia, dan Brasil. Yaitu, Alina Hermann, Andrea Murachelli, dan Kelly Fernandes. Empat turis lain yang termasuk dalam rombongan tersebut tapi tak terseret arus adalah Raphael Krauth (Jerman), Robert Lucas (Belanda), Molliet Florian (Prancis), dan Carollin Telver (Inggris).
 
Menurut Bayu Suta, rombongan 12 turis dari berbagai negara itu berangkat dari Pantai Semawang, Sanur, dengan menyewa My Darling Boat yang dia kemudikan. Sekitar pukul 15.30, mereka tiba di kawasan mangrove Nusa Lembongan.
 
Sebelum menuju titik penyelaman di kawasan mangrove Lembongan, 12 wisatawan asing tersebut melakukan dua kali penyelaman. Penyelaman awal dilakukan di Sakenan Dive Spot dan di kawasan Nusa Lembongan. Dua kali penyelaman di titik itu dilakukan dengan kedalaman berbeda. Antara 18 meter hingga 20 meter. "Dan, yang ketiga (di kawasan mangrove) ini, penyelamannya agak dangkal. Tapi, setelah 45 menit menyelam, yang keluar ke permukaan cuma empat tamu itu," ungkapnya.
 
Waktu itu sekitar pukul 17.00 Wita. Kepada empat penyelam yang muncul ke permukaan, yaitu Krauth, Lucas, Florian, dan Telver dari Inggris, Bayu langsung menanyakan delapan penyelam lainnya.

"Saya mengira mereka pasti terseret arus. Sebab, waktu itu gelombangnya agak besar. Saya sangat panik," ujarnya di sela menjalani pemeriksaan di Subdit III Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Bali.
 
Empat penyelam yang sudah muncul di permukaan juga panik. Bersama Bayu, mereka memutuskan untuk mencari. Tapi, upaya itu sia-sia saja. Mereka pun akhirnya melaporkan hilangnya delapan wisatawan tersebut kepada polisi dan SAR pukul 19.20.
 
Pencarian tak bisa optimal karena kondisi cuaca dan gelombang di Selat Bali sedang buruk. "Kami menerima laporan tersebut saat malam. Mengingat cuaca dan gelombang yang kurang bagus, pencarian tidak bisa berjalan maksimal," jelas Kepala Seksi Operasi SAR Bali Ketut Gede Ardana.
 
Semakin lama delapan turis itu mengapung di lautan di tengah cuaca buruk, jelas semakin kecil pula harapan mereka untuk selamat.  Untunglah, pada saat-saat kritis itu, KM Sumber Laut I yang dinakhodai Sismono kebetulan melintas dan memberikan pertolongan. Sismono pun masih ingat betul betapa shock wajah-wajah asing yang baru ditolongnya tersebut. "Mereka tepekur, tak mengeluarkan satu suara pun," tuturnya.
 
Tentu itu wajar, mengingat mereka baru saja lolos dari maut. Carollin Telver yang tak ikut terseret arus menuturkan kepada Radar Bali, salah seorang korban bercerita kepada dirinya bagaimana mereka terseret pusaran air. "Kami berputar-putar di sana," kata Telver tanpa menyebutkan korban mana yang bercerita kepada dirinya.
 
Delapan korban itu juga membuang peralatan selam mereka. Di antaranya, tabung selam. Mereka akhirnya bertumpu pada pelampung sosis yang kebetulan dibawa salah seorang penyelam sebelum akhirnya ditolong Sismono dan anak buahnya.
 
Selama dalam perjalanan menuju Pelabuhan Benoa, karena tak menguasai bahasa Inggris, Sismono dan kru KM Sumber Laut I pun membiarkan para turis itu tepekur. Bahkan, saat memberikan makanan dan minum saja, mereka harus menggunakan bahasa "Tarzan".
 
"Kami cuma bisa kasih makanan dan minuman. Untuk menghilangkan rasa dingin mereka. Kebetulan, jarak ke Benoa sekitar enam jam lagi waktu itu," katanya. (*/yes/jpnn/c5/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Kemal Jufri, Peraih Penghargaan World Press Photo, Berbagi kepada Sesama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler