jpnn.com, KONGO - Bulan Ramadan merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Pasalnya, di dalam bulan Ramadan banyak menyimpan berbagai makna penting dalam ajaran Islam. Salah satunya adalah sebagai bulan diturunkannya kitab suci Al-Qur’an dan bulan penuh berkah serta ampunan.
BACA JUGA: Letkol Bambang Santoso Pimpin Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda ke Kongo
Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Suasana bulan Ramadan di tanah air begitu terasa dan umat Muslim bisa melaksanakan ibadah dengan suasana tenang dan damai.
Namun, bagaimana dengan Muslim yang harus melaksanakan ibadah di negara yang sedang berkonflik?
BACA JUGA: Kapal Perang TNI AL Mendukung Angkutan Mudik Lebaran 2022
Letkol Czi Bambang Santoso - Dansatgas Kizi Monusco XX-S di Kongo. Foto: Dokumentasi pribadi
BACA JUGA: Menindaklanjuti Perintah Jenderal Andika, TNI AL Siagakan 40 Kapal PerangÂ
Sama seperti yang dirasakan oleh Pasukan Garuda yang sedang menjalankan misi perdamaian PBB di Kongo.
Pasukan Garuda ini tergabung dalam Satuan Tugas Kontingen Garuda Kompi Zeni (Satgas Konga) Monusco XX-S yang saya pimpin selaku Dansatgas Kizi Monusco XX-S.
Mereka menjalankan ibadah puasa Ramadan penuh dengan rasa sukacita. Mengapa demikian? Karena Ramadan di tahun ini terasa begitu berbeda.
Para prajurit menjalankan ibadah puasa jauh dari keluarga. “Bukan suatu hal yang mudah bagi Prajurit untuk menjalankan ibadah puasa di negara orang, namun dalam tugas operasi bagi Prajurit yang ada hanya semangat atau semangat sekali dan senang atau senang sekali.“
Letkol Czi Bambang Santoso selaku Dansatgas Kizi Monusco XX-S sedang membawa alat berat loader/Exavator di daerah operasi misi PBB di Kongo. Foto: Penerangan Satgas Kizi Monusco XX-S
Menjalankan Ramadan di daerah misi dengan situasi yang penuh konflik menjadi suatu hal yang tidak mudah. Perbedaan waktu antara negara Kongo dan Indonesia terpaut lima jam lebih awal waktu Indonesia dan luar biasanya lagi suhu udara di daerah tersebut mencapai 40 derajat celsius pada siang hari.
Para Prajurit TNI yang sedang bekerja membangun infrastruktur seperti membuat jalan, membangun bandara dan fasilitas Camp Pasukan PBB pada di siang harinya harus mengakali dengan membawa handuk basah untuk membasuh kepala mereka agar tidak terjadi dehidrasi.
Meski dalam misi perdamaian dan tinggal di camp dengan fasilitas terbatas, para prajurit TNI ini tetap melaksanakan ibadah bulan Ramadan dengan penuh semangat dan kebahagiaan.
Misalnya saja salat tarawih berjemaah dan tadarus yang rutin dilaksanakan setiap harinya di "Bumi Nusantara Camp" yang merupakan Base Camp Pasukan Garuda di Mavivi, DRC Afrika.
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda Kompi Zeni (Konga) Monusco XX-S saat melaksanakan salat di bulan Ramadan 2022. Foto: Penerangan Satgas Konga MONUSCO XX-S
Ada hal unik yang dilakukan para pasukan perdamaian Indonesia dalam mengisi mengabuburitnya, pada saat menjelang berbuka puasa mereka selalu bahu-membahu dalam mempersiapkan hidangan berbuka puasa dengan menu spesial rasa Indonesia seperti kolak, bakwan dan es buah.
Ada juga yang sedang melepas rindu video call dengan anak dan istrinya. Selain itu ada yang membaca Al-Qur’an pada waktu istirahat kerja serta ada yang melakukan olahraga ringan untuk menunggu waktu azan magrib tiba.
Ada seorang prajurit yang membagikan sedikit pengalaman pertamanya. ‘Biasanya saya kalau Ramadan di Indonesia pasti berbuka dengan keluarga. Untuk pertama kalinya saya tugas jauh dari Indonesia, tetapi di sini kami bersama menjadi suatu keluarga, di mana pun dan kapan pun, ya, Prajurit harus siap,” ungkap Serda Iqbal Farizi’.
Pada intinya para prajurit yang tergabung dalam Satgas Kizi Monusco XX-S selalu menjalankan tugas dengan rasa penuh tanggung jawab, profesional dan dengan hati gembira.
Dalam keadaan apapun dan kondisi bagaimanapun para prajurit tetap melaksanakan ibadah, baik untuk personel yang muslim maupun nonmuslim.
Sebab sejengkal tanah di daerah misi tidak ada yang bisa menjamin keamanannya.
Oleh karena itu, ibadah dan doa adalah kunci utama untuk memohon pertolongan dan keselamatan kepada Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam.
Selalu semangat dan jangan lupa bahagia
Garuda…(***)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich Batari