Kisah Sedih Cholid, Wasit yang Dipukul, Jatuh dan Diinjak Kepalanya

Senin, 28 November 2016 – 18:30 WIB
Cholid Dalyanto (bawah) korban laga Persiku vs PS Benteng. Foto: Radar Kudus

jpnn.com - JUMAT (25/11) bukan hari yang baik buat wasit asal Jogjakarta Cholid Dalyanto.

Hari itu, dia dipercaya memimpin laga Liga Nusantara, antara tuan rumah Persiku melawan PS Benteng di Stadion Wergu Wetan, Kudus.

BACA JUGA: Barito Putera Kejutkan Sriwijaya FC

Dalam laga itu, Cholid menjadi bulan-bulanan pemain tim tamu. Dia dipukul dan bahkan kepalanya diinjak pemain PS Benteng. Akibatnya, Cholid mengalami memar di bagian wajahnya.

Cholid mengungkapkan, awal mula kejadian tersebut saat pertandingan memasuki menit 45 babak pertama. Ketika itu pemain PS Benteng nomor 8 melakukan pelanggaran kepada pemain Persiku. 

BACA JUGA: Dua Legenda Liverpool Sambangi Bekasi

Dia melancarkan sepakan dengan mengambil bagian perut. Karena pemain tersebut sebelumnya sudah diganjar kartu kuning pada menit ke-24, Cholid pun mengusirnya dari lapangan.

“Teman-temanya yang lain protes, 'kenapa merah?' Jelas kartu karena mengangkat kaki terlalu tinggi dan membahayakan pemain lain,” ujarnya saat dihubungi Radar Jogja (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Fixed, Pakansari Jadi Lokasi Timnas Jamu Vietnam

Setelah mengeluarkan pemain tersebut, Cholid lantas diserang beberapa pemain PS Benteng. Dia mengingat pemain nomor 16 menanduk kepalanya. Cholid lagi-lagi mengeluarkan kartu merah. Namun, dia masih saja dikejar dan dikerubungi pemain tamu yang mengenakan jersey warna kuning.

“Tetap dikejar saya berkelit. Tahu-tahu dari belakang ada yang memukul, saya jatuh. Pemain cadangan yang tidak diketahui asisten wasit masuk lapangan, menginjak kepala saya. Kena bagian pipi dan telinga. Sempat memar tapi sudah mulai baikan,” imbuhnya.

Dia lalu bangun meniup peluit panjang dan menuju ruang ganti wasit. Kemudian dia ditanya pengawas pertandingan mengenai kesanggupannya memimpin permainan babak kedua. Dia masih menyanggupi. 

“Kapten PS Benteng saya panggil. Setelah nomor 8 dan 16 yang sudah kartu merah, saya beritahu ada pemain yang harus saya kartu merah lagi yaitu nomor 24, 21, dan nomor 14 pemain cadangan,” ujarnya.

Sehingga total hanya 7 pemain PS Benteng melawan Persiku. Saat itu posisi Persiku unggul 2-0. Sampai pada menit ke-79, salah satu pemain PS Benteng cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan. Sementara jatah pergantian pemain telah habis. “Sesuai aturan pertandingan saya hentikan,” bebernya.

Setelah melapor pada pengawas pertandingan dan PT GTS, dia mengatakan, keempat pemain kecuali nomor 8 masing-masing dihukum larangan bermain selama dua tahun oleh komite disiplin. 

“Beruntung setelah kejadian itu kondisi saya tidak ada masalah. Tidak ada yang retak atau patah tulang. Sabtu (26/11) saya masih bertugas wasit cadangan untuk Piala Suratin dan Minggu (27/11) sampai rumah masih selamat,” imbuhnya.

Meskipun mendapat perlakuan kasar pemain, Cholid mengaku tidak kapok. Namun, dia terpaksa tidak bisa melanjutkan bertugas menjadi pengadil di perdelapan final Linus dan Piala Suratin karena harus kembali ke Jogja. 

“Saya kemarin disuruh bertugas lagi. Kalau tidak di Kudus, Jepara, ya di Jogja. Tapi saya izin karena sudah 10 hari di Kudus meninggalkan sekolah. Apalagi Senin (28/11) ujian semesteran,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai guru SMP tersebut.

Mengenai kejadian tersebut, dia berharap di kemudian hari, pemain, ofisial dan pelaku sepak bola bisa tahu dan paham peraturan law of the game. Menurutnya, apa yang dia lakukan di lapangan hanya untuk menyukseskan pertandingan. 

“Kami tidak ada kepentingan apa-apa dan hanya berharap aturan dan keputusan dapat diterima dan ditaati bersama,” pungkasnya. (riz/ong/ira/jpg/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada Ancaman Duo Alumnus Sriwijaya FC


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler