Kisah Sunan Bonang dan Takjil Bubur Tulang Sapi

Minggu, 12 Juni 2016 – 06:32 WIB
Pembagian takjil Bubur Bonang. Foto: pojokpitu/JPNN

jpnn.com - Ramadan, adalah saatnya berbagi dengan sesama. Kebersamaan ini juga ditunjukkan warga sekitar kompleks pemakaman Sunan Bonang di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Mereka melestarikan tradisi bersedekah para Wali Songo. Salah satunya dengan menyediakan takjil gratis bagi musafir dan warga sekitar. Mereka membagi-bagikan takjil bubur tulang sapi yang merupakan resep turun-temurun peninggalan Sunan Bonang sejak ratusan tahun silam.

BACA JUGA: Lebaran 2016, Jumlah Penumpang Diprediksi Naik 13 Persen

Sesudah salat dzuhur, makam yang menjadi cagar budaya nasional ini mulai terlihat sibuk. Sejumlah warga bergotong royong memasak bubur itu untuk takjil buka puasa. Makanan yang lebih dikenal dengan sebutan bubur Bonang ini dibuat dari beras yang dimasak hingga hancur bersama air santan.

Namun yang menjadikan bubur Bonang berbeda adalah campuran tulang sapi. Sebab kaldu yang dihasilkan dari rebusan tulang sapi ini memberi rasa khas pada bubur Bonang.

BACA JUGA: Pilih Mana, Beli Tiket Antre Panjang Atau Lewat Jalur Khusus?

Proses memasak berlangsung cukup lama sekitar tiga jam lebih. Selanjutnya, bubur yang telah matang dibiarkan hingga menjelang waktu buka puasa. Makanan sederhana ini sangat ditunggu-tunggu warga sekitar dan para musafir serta peziarah yang melakukan iktikaf di makam sang Sunan.

Saat pembagian dimulai, baik anak-anak hingga orang dewasa berkumpul dan rela antre demi mendapatkan sepiring bubur untuk takjil buka puasa. Dengan membawa piring, panci dan ember, mereka rela berdesak-desakan.

BACA JUGA: Benarkah Muhammad Ali Pernah Berkunjung ke Ampel Surabaya?

Bubur yang dibuat dengan bumbu rempah-rempah ini cocok untuk menu pembuka, karena terasa dingin dan nyaman di perut setelah seharian berpuasa. Hanya dalam hitungan detik, bubur dalam dua wajan raksasa nyaris tak tersisa.

Sebagaimana diketahui, Sunan Bonang adalah satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di tanah Jawa. Kondisi masyarakat yang miskin pada zaman itu membuat Sunan Bonang dan pengikutnya mencoba bersedekah dengan menyediakan buka puasa gratis berupa bubur.

Pada perkembangan selanjutnya, selain diberi untuk warga sekitar, bubur ini juga dibagikan kepada para musafir dan peziarah makam Sunan Bonang yang kebetulan singgah.(end/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Expat Asal Barcelona ini Kagum Suasana Puasa di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler