Sebanyak 78 WNI yang berada dalam kapal pesiar Diamond Princess yang kini dikarantina di Jepang dinyatakan negatif terinfeksi virus Corona. Salah satu WNI yang bekerja di kapal itu berbicara kepada ABC Indonesia soal kesehariannya, termasuk kekhawatirannya.

Kru bernama Sasa ini mulai bekerja di kapal pesiar Diamond Princess awal November 2019. Dia tadinya ragu untuk menberikan informasi tentang kondisi di dalam kapal.

BACA JUGA: Pengakuan Hakim Perempuan Malaysia yang Tangani Pernikahan Poligami

"Mohon maaf, Sasa belum berani memberi informasi karena masa karantina kita belum selesai," katanya kepada Hellena Souisa dari ABC.

Namun akhirnya dia bersedia menceritakan keseharian dan perasaannya selama menjalani karantina di atas kapal.

BACA JUGA: Disangka Warga Tiongkok, Siswa Malaysia Diusir Pemilik Rumah di Perth

Bekerja seperti biasa walau khawatir

"Kami bekerja seperti biasa. Hanya saja semua penumpang tidak diperbolehkan ke luar dari kamar mereka, kecuali yang kamarnya tidak berjendela," ujar Sasa.

Meski diperbolehkan ke luar kamar, menurut Sasa, ada batas waktu untuk para penumpang ini.

BACA JUGA: Suami-Istri Asal Australia Bantu Anak Telantar di Halmahera

Photo: Para penumpang yang mengenakan masker terlihat di dek kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Pelabuhan Yokohama, di dekat Tokyo, Jumat, 7 Feb 2020. Pemerintah Jepang telah melaporkan 41 kasus bari virus Corona di atas kapal yang telah dikarantina. Sekitar 3.700 orang tercatat ada di kapal pesiar tersebut. (AP via Kyodo News: Sadayuki Goto)

 

Sasa yang bekerja di restoran kapal tersebut mengaku, ia bekerja seperti biasa dengan melayani para penumpang melalui telepon dan mengantarkan makanan ke kamar mereka.

Inilah yang membuat Sasa sedikit khawatir akan kesehatannya sendiri.

"Kami para WNI ini harus bekerja di lingkungan orang-orang yang positif terinfeksi Corona," katanya.

"Bahkan setelah orang-orang yang terinfeksi dipindahkan ke rumah sakit, kita masih belum tahu apakah penumpang yang lain atau kru yang belum diperiksa kesehatannya, betul-betul sehat atau tidak."

"Apalagi, sudah mulai ada orang yang inyatakan positif Corona walaupun tidak mengalami gejala tersebut," tutur Sasa. Kru kapal belum diperiksa

Pemeriksaan kesehatan memang diprioritaskan untuk para penumpang.

"Kami semua kru belum diperiksa. Sekarang masih banyak penumpang yang harus diperiksa. Para penumpang terlebih dahulu, dan kru belum," jelasnya.

"Jadi hanya orang yang mengalami gejala terinfeksi Corona dan demam tinggi saja yang diperiksa, selebihnya kru belum diperiksa," tambahnya.

Namun, Sasa menceritakan bahwa para kru dibekali termometer untuk mengukur suhu tubuh mereka setiap hari.

"Kalau suhu tubuh kami di atas 37 derajat celcius, kami diharuskan melapor," tambahnya.

Keterangan Sasa sejalan dengan pengakuan kru kapal lainnya asal India.

Binay Kumar Sarkar, yang bekerja di dapur kapal Diamond Princess mengatakan bahwa kru kapal diberi masker dan sarung tangan untuk mencegah penyebaran penyakit, serta termometer untuk memonitor suhu badan. Photo: Salah satu awak kapal pesiar Diamond Princess asal India Binay Kumar Sarkar mengatakan ia dan empat koleganya belum dites virus Corona. (Facebook: Binay Kumar Sarkar)

 

Dalam video yang dibagikannya melalui akun Facebook miliknya, Binay juga mengatakan bahwa ia dan kru asal India lainnya belum ada yang diperiksa atau dites virus Corona.

Pemerintah Jepang sendiri hanya bisa mengetes sekitar 300 sampel per hari.

Dengan jumlah total 3.600 orang di atas kapal pesiar tersebut, memeriksa semua orang di sana bukan pilihan yang realistis karena keterbatasan kapasitas.

Sebelumnya, Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI Vensya Sitohang mengaku 78 WNI di kapal pesiar Diamond Princess sudah dinyatakan sehat.

"Untuk WNI 78 di Diamond sudah dinyatakan sehat dan hasilnya negatif. Tentunya mereka sudah selesai masa observasi, sehingga harusnya tak ada lagi perlakuan khusus buat merekanya," kata Vensya di Kantor Staf Presiden, Rabu (12/2/2020).

Vensya menambahkan, para WNI itu akan diberi kartu kewaspadaan kesehatan atau health alert card saat dipulangkan ke Indonesia. Cairan penangkal masuk angin dan mie instan

Untuk memenuhi permintaan para WNI di atas Diamond Princess, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo Rabu (12/02) lalu mengantarkan cairan penangkal dan pereda masuk angin, mie instan, dan Vitamin C.

Barang-barang tersebut diantar ke petugas pelabuhan di Yokohama untuk disampaikan ke para WNI. Photo: Perwakilan dari 78 WNI awak kapal Diamond Princess yang sedang dikarantina di Yokohama, Jepang, sedang menyortir kiriman dari KBRI Tokyo. (Supplied: Twitter KBRI Tokyo)

 

Akun twitter KBRI Tokyo menyebut, para WNI menyambut kiriman tersebut yang "meskipun tidak cukup banyak, namun cukup menghibur."

Dimulai dari satu penumpang yang terinfeksi virus Corona di atas kapal pesiar Diamond Princess, jumlah kasus yang terinfeksi terus bertambah.

Beberapa hari kemudian, itu dengan cepat melonjak menjadi puluhan dan sekarang ada 219 kasus virus Corona yang terhubung ke Diamond Princess.

Empat puluh empat orang terdiagnosa kemarin (13/02), meskipun seluruh kapal telah dikarantina selama 14 hari sejak 4 Februari.

Simak berita-berita menarik lainnya dari ABC Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pariwisata Australia Alami Krisis Gegara Turis Tiongkok Dilarang Datang

Berita Terkait