jpnn.com, KUALA LUMPUR - Koalisi Pakatan Harapan akhirnya sepakat menjadikan Anwar Ibrahim sebagai calon perdana menteri Malaysia. Keputusan ini diambil setelah Mahathir Mohamad menolak hadir dalam rapat Majelis Presiden Pakatan Harapan, Selasa (25/2) malam.
"Sejak cobaan untuk menumbangkan pemerintah Pakatan Harapan ujung Minggu lalu, kami terus berusaha untuk mempertahankan mandat rakyat Malaysia pada 9 Mei 2018," ujar Ketua PKR, Anwar Ibrahim saat membacakan pernyataan pers Majelis Presiden Pakatan Harapan di Sekretariat PKR, Rabu (26/2).
BACA JUGA: Kisruh Politik Malaysia: 90 Anggota Parlemen Diminta Menghadap Raja
Hadir mendampingi Anwar Ibrahim mantan Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail, Ketua DAP Lim Kit Siang, Ketua Partai Amanah Negaa Mohamad Sabu dan sejumlah pejabat partai lainnya.
"Pemerintah tersebut terbentuk sebagai sebuah gabungan yang diikat dengan Mufakat Pakatan Harapan yang telah dicapai pada 7 Januari 2018, diikuti peluncuran Buku Harapan (Manifesto) Pakatan Harapan pada 8 Maret 2018. Di atas asas ini lah Pakatan Harapan dibentuk, diberi mandat oleh rakyat dan menjalankan amanah sebagai pemerintah," katanya.
BACA JUGA: Politik Malaysia Memanas, Pemimpin Oposisi Kutip Ucapan Gus Dur
Dia menegaskan Pakatan Harapan tidak setuju dengan semua usaha untuk membentuk pemerintahan secara pintu belakang. "Akibat percobaan membentuk pemerintahan secara pintu belakang Tun Dr Mahathir telah mundur sebagai PM. Keputusan Partai Bersatu keluar dari Pakatan Harapan pada Senin lalu disusuli peletakan jabatan Tun sebagai Ketua Partai Bersatu," katanya.
Sehubungan dengan hal itu, ujar dia, Majelis Presiden Pakatan Harapan telah menjemput Mahathir untuk memimpin musyawarah bagi memulihkan pemerintah Pakatan Harapan. Namun Mahathir yang pernah berjanji akan menyerahkan jabatan ke Anwar Ibrahim menolak ajakan itu.
BACA JUGA: Raja Malaysia Kabulkan Pengunduran Diri Mahathir, Siapa Penggantinya?
Karena itu, ujar dia, Majelis Presiden PH tadi malam telah menetapkan keputusan bahwa calon Perdana Menteri Pakatan Harapan ialah Datuk Seri Anwar Ibrahim.
"Pakatan Harapan kekal komitmen terhadap aspirasi dan amanat rakyat untuk membawa negara ke arah yang lebih baik dari segenap sudut ekonomi, politik dan sosial. Kami tidak akan mengkhianati amanah ini," kata Anwar. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil