jpnn.com - JAYAPURA - Ratusan warga dari 10 kampung yang ada di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, mengamankan diri ke Pos TNI Satgas Yonif 300/Bjw karena takut dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Marsda TNI Deni Hasoloan Simanjuntak mengatakan ada sekitar 200 warga dari 10 kampung yang saat ini mengungsi karena takut ancaman aksi kekerasan yang dilakukan KKB. Deni mengatakan bahwa warga mengungsi dan mengamankan diri sejak Minggu (12/11).
BACA JUGA: BIN Ungkap 4 Potensi Kerawanan Pemilu di Papua, KKB Ancaman Utama
"Dari laporan yang diterima terungkap masyarakat mendatangi dan mengadu ke Pos TNI Satgas (Yonif) 300/Bjw untuk minta perlindungan," kata Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Marsda TNI Deni Hasoloan Simanjuntak dalam keterangan di Papua Tengah, Senin (13/11).
Oleh karena itu, lanjut dia, Dansatgas Pamtas Mobile Raider 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga mengambil langkah dengan menempatkan warga di Gereja Bethel Jenggernok yang berada di depan pos serta honai-honai sekitar Pos Gome, agar keberadaanya terpantau. "Prajurit juga membantu menyediakan makan untuk mereka,” ungkap Deni.
BACA JUGA: Jenderal Agus: TNI Bersikap Netral pada Pemilu 2024
Sementara, Afri Swandi Ritonga mengatakan bahwa warga yang mengungsi itu berasal dari Kampung Jenggernok, Wako, Nenggebuma(Tanah Merah), Agiyome, Upaga, Gome, Jonggong Golawi, Kilanungin, Misimaga dan Kampung Tigilobak.
"Rata-rata yang mengungsi ialah anak-anak, perempuan dan orang tua, serta tokoh masyarakat dari Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak Abelom Kogoya, Kepala Kampung Tanah Merah Tius Wakerwa dan Kepala Kampung Jenggernok Antonius Murib," jelas Afri.
BACA JUGA: KKB Serang Pos TNI dan Bakar Gedung Sekolah
Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak Abelom Kogoya mengakui mereka meminta perlindungan ke prajurit yang bertugas di Pos Gome karena takut ancaman dan gangguan KKB. “Kami takut bapak, mereka ancam bunuh kami, tolong bapak-bapak TNI, kami takut bekerja, takut berladang,” ungkap Abelom Kogoya. (Antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi