KKB Papua Makin Keji, Warga Sipil Tak Berdosa Tewas Ditembak dari Jarak Dekat

Senin, 01 Juni 2020 – 21:06 WIB
Warga sipil korban penembakan KKB dievakuasi dengan mobil ambulans di Intan Jaya, Papua, Jumat (29/5). Foto: ANTARA/HO-Satgas Humas Ops Nemangkawi

jpnn.com, INTAN JAYA - Satuan Tugas Operasi Nemangkawi masih memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menembak warga sipil bernama Yunus Sani hingga meninggal dunia di lokasi kejadian.

Yunus Sani, warga Intan Jaya, ditembak oleh KKB saat sedang melakukan perjalanan darat di Jalan Trans-Papua dari Kabupaten Intan Jaya menuju ke Kabupaten Nabire, Papua, Jumat (29/5).

BACA JUGA: Aparat Buru Jaringan Ivan Sambom, Informan KKB yang Bekerja di PT Freeport

Kronologinya, saat Yunus tiba di daerah perbatasan Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Paniai, tepatnya di Gunung Magataga, korban diadang oleh KKB, kemudian ditembaki hingga meninggal dunia di tempat.

Saat ini personel Satgas Operasi Nemangkawi dan Polda Papua terus mengejar para pelaku KKB yang melarikan diri.

BACA JUGA: KKB Tembak 2 Tenaga Medis COVID-19 di Wandai, 1 Tewas, 1 Kritis

Sementara itu, Ketua DPW Badan Advokasi Investigasi Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (BAIN HAM RI) Provinsi Papua Albert Ali Kabiay menganggap peristiwa yang terjadi terhadap Yunus Sani adalah tindak kekejaman, kejahatan, sehingga KKB layak disebut sebagai teroris karena warga tak berdosa pun dibunuh.

"KKB Papua layak sekali disebut sebagai teroris, karena mereka kerap kali menebar teror kepada masyarakat. Bahkan, warga sipil tak berdosa pun mereka tembaki hingga meninggal dunia," ujarnya.

BACA JUGA: Detik-detik Polsek di Kalsel Diserang OTK, Mobil Patroli Dibakar, Brigadir Leonardo Tewas

Albert Ali Kabiay mengingatkan KKB bahwa apa yang selama ini mereka lakukan merupakan tindakan keji, melanggar HAM, dan sudah seperti teroris.

Ia mengimbau masyarakat Papua untuk bersama-sama memberikan dukungan kepada aparat keamanan, dalam hal ini TNI dan Polri, untuk melakukan penindakan hukum terhadap KKB. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler