KLa Project Menuju Keabadian

Sabtu, 26 Oktober 2024 – 05:59 WIB
KLa Project saat menggelar konser Aeternitas di Istora Senayan, Jakarta pada Jumat (25/10) malam. Foto: Dedi Yondra / JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Band legendaris, KLa Project sukses menggelar konser bertajuk Aeternitas di Istora Senayan, Jakarta pada Jumat (25/10) malam.

Pertunjukan spesial dalam rangka perayaan HUT ke-36 KLa Project itu dipromotori oleh KLa Corporation dan CLE Indonesia.

BACA JUGA: KLa Project Gelar Konser Aeternitas Malam Ini

Angka 36 menjadi spesial bagi KLa Project, karena secara cocoklogi, 3+6 = 9. Inilah angka yang dimaknai sebagai puncak tertinggi, tempat KLa Project bertahta hingga kini. Aeternitas merupakan bahasa kuno dari Latin yang artinya ilham dari keabadian.

Grup beranggotakan Katon Bagaskara (vokal), LiLo (gitar), dan Adi Adrian (piano) itu tampil mengesankan dengan konsep yang matang dan menghibur.

BACA JUGA: 36 Tahun Eksistensi, KLa Project Siapkan Konser Megah Aeternitas

Mengusung tema Resonansi Regenerasi: Musik Abadi, Jembatan Antargenerasi, konser spesial itu memadukan kenangan dan harapan.

Sebelum naik panggung, KLa Project sempat melakukan pemotongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur. Momen tersebut turut dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Mahfud MD dan Yenny Wahid.

BACA JUGA: KLa Project Bangkitkan Lagi Lagu Yogyakarta

Konser Aeternitas di Istora Senayan dibuka mulai pukul 20.30 WIB dengan pemutaran lagu Bagimu Negeri.

Personel KLa Project yakni Katon Bagaskara, LiLo, dan Adi Adrian kemudian naik panggung, lalu disambut histeris penggemar.

Gerimis, lalu Revolusi Disco menjadi lagu pembuka yang disuguhkan KLa Project untuk menyapa ribuan penonton.

"Selamat malam Istora. Biasanya kami bikin konser lima tahun sekali, tetapi kali ini spesial 36 tahun. Kita bikin semua bahagia," kata Katon Bagaskara, vokalis KLa Project di Istora Senayan, Jakarta pada Jumat (25/10) malam.

KLa Project kemudian memainkan lagu Menjemput Impian dan Terkenang yang membuat penonton mulai ikut bernyanyi.

Bila awalnya masih malu-malu, para penggemar kini aktif melantunkan lirik-lirik lagu dari KLa Project.

Di setiap jeda lagu, personel KLa Project berusaha mencairkan suasana dengan menyapa hadirin.

Gitaris KLa Project, LiLo juga beberapa kali melempar guyonan tentang masa lalu, dan usia yang tidak muda lagi.

"Jangan panggil kami Pakde, panggil Om," ucap LiLo KLa Project.

Di atas panggung Aeternitas, KLa Project mengingatkan pendengar bahwa karya yang telah dilahirkan tidak hanya lagu cinta.

Band yang didirikan akhir 1988 di Tebet, Jakarta itu menegaskan, beberapa lagu yang ditulis bahkan bertema tentang isu sosial hingga kecintaan terhadap Indonesia.

"Lagu kami tidak hanya cinta, tetapi juga hati untuk negeri," ucap Katon Bagaskara, sebelum menyanyikan lagu Dekadensi.

Tidak sampai di situ, KLa Project juga menyinggung pemerintah soal janji membangun gedung konser yang tidak kunjung terealisasi.

Momen tersebut terjadi ketika KLa Project hendak membawakan lagu Kidung Mesra.

"Banyak yang janji bikin gedung konser tetapi enggak jadi-jadi. Ini di gedung konser apa bukan ya? Gedung olahraga, sudah 10 tahun ya (janji)," sindir Katon Bagaskara .

"Kita persembahkan lagu ini untuk para penguasa, pemerintah, supaya mendengar bahwa musik itu bukan cuma sekadar menghibur, tetapi menginspirasi, menyemangati kehidupan di sekitar kita," lanjutnya.

Setelah memainkan Kidung Mesra, KLa Project menyuguhkan lagu Ratu Hati, Waktu Tersisa, dan Pasir Putih.

KLa Project mulai perlahan menunjukkan kejutan bagi penonton konser Aeternitas. Sebab pada lagu Waktu Tersisa, para personel berkolaborasi dengan pemain gamelan yang berada di panggung tengah.

Hal tersebut membuktikan bahwa karya KLa Project bisa menyatu dengan musik tradisional. Penonton pun bertepuk tangan mengapresiasi kolaborasi unik itu.

Tidak hanya Katon Bagaskara, LiLo juga mendapat tugas bernyanyi dalam konser Aeternitas. Dia memperdengarkan suara rocknya pada nomor Laguku, serta Meski Telah Jauh.

"Lagu ini yang membuat saya kembali ke KLa Project setelah 8 tahun menghilang," kenang LiLo KLa Project.

Kemeriahan konser Aeternitas dari KLa Project berlanjut dengan suguhan Lagu Baru, Satu Kayuh Berdua, Lara Melanda, dan sebagainya.

Lara Melanda merupakan salah satu lagu yang jarang dibawakan oleh KLa Project saat konser. Demi penonton yang hadir dalam perayaan 36 tahun, kini tembang tersebut dimainkan.

Dalam meramu konser Aeternitas, KLa Project menggandeng Edy Khemod sebagai creative director. Beberapa ide ditampilkan untuk menyempurnakan konsep konser.

Salah satu hal menarik yang dihadirkan yakni panggung kecil di tengah yang membuat personel KLa Project makin dekat dengan penonton.

Di sana, KLa Project tampil dengan konsep intim, diiringi suara biola dan bass. Lagu-lagu yang dimainkan pada sesi tersebut yakni Semoga, Belahan Jiwa, dan Romansa.

Katon Bagaskara sempat menarik Once Mekel untuk ikut bernyanyi saat lagu Romansa dibawakan KLa Project. Para penonton langsung berteriak senang seolah mendapat kejutan.

KLa Project kembali ke panggung utama untuk memasuki babak akhir konser Aeternitas. Lagu-lagu populer kemudian dibawakan dengan energi yang masih sama.

Nyanyian massal penonton terjadi saat lagu seperti Terpuruk, Hey, Tak Bisa Ke Lain Hati, dan Tentang Kita, disuguhkan oleh KLa Project. Para penonton bernyanyi merayakan nostalgia dengan band yang kini berusia 36 tahun tersebut.

Suara penonton makin mengencang saat KLa Project memainkan superhit Yogyakarta. Hadirin yang berada di area festival hingga tribune ikut bernyanyi penuh semangat.

Tidak terasa, penampilan KLa Project ternyata sudah memasuki pengujung konser. KLa Project kemudian menutup nostalgia dalam konser Aeternitas dengan tembang Tak Usah Mengejar Cinta.

Lewat konser Aeternitas, KLa Project mampu membawa KLanese melintasi waktu, mengarungi nostalgia dengan karya yang selalu relevan.

KLa Project juga berhasil membuktikan bahwa para penonton konser Aeternitas tidak hanya didominasi kalangan usia matang tetapi juga menarik perhatian Gen Z. Dengan bertambahnya penggemar dari generasi ke generasi, karya-karya KLa Project menuju keabadian di hati pencinta musik.

(ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler