Klaim Wiku Soal Kinerja Indonesia Dalam Penanganan Covid-19

Rabu, 24 Juni 2020 – 16:58 WIB
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (30/5/2020). Foto: ANTARA/Indriani

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengklaim, Indonesia telah menunjukkan banyak kemajuan dalam penanganan coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Misalnya, kata dia, jumlah rumah sakit yang bisa menangani COVID-19 meningkat dalam waktu tiga bulan menjadi 1.687. Awalnya, rumah sakit yang bisa menangani COVID-19 berjumlah 250.

BACA JUGA: Kasus Penyebaran Covid-19 di Jatim Merajelela, Presiden Jokowi Turun Tangan

Hal itu diungkapkan Wiku saat konferensi pers terkait Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 bersama Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/6).

"Sebaran rumah sakitnya juga meningkat menjadi 800 rumah sakit rujukan nasional dan provinsi, semua terhubung datanya dengan surveilans dan laboratorium secara otomatis," kata Wiku, Rabu.

BACA JUGA: Survei: 66 Persen Orang Australia Tak Percaya Kemampuan Jokowi Tangani Masalah Global

Selain jumlah rumah sakit, kemampuan laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan spesimen COVID-19 terus bertambah pesat. Kini laboratorium yang memeriksa sebanyak 220.

Akibat peningkatan itu, kata dia, Indonesia sudah mampu memeriksa spesimen sebanyak 20 ribu perhari. Tadinya, jumlah pemeriksaan hanya kurang 1.000 spesimen.

BACA JUGA: Update Corona 24 Juni: Tak Terkendali Dalam Empat Hari Ini

"Ini adalah prestasi yang luar biasa, kerja sama lintas sektor untuk menjadi kekuatan Indonesia," ucap dia.

Kemudian, ujar dia, Indonesia kini mampu memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) secara mandiri. Kini jumlah APD tidak lagi terbatas dan membuat tenaga kesehatan lebih tenang menangani pasien COVID-19.

"Ini adalah kebanggan bangsa Indonesia yang akan melindungi bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi juga bangsa di dunia sebagai alat diplomasi dan nanti ini akan ada masker," ujar dia.

"Kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat harus diubah menjadi ketahanan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat, untuk itu perilaku dengan disiplin yang baik dan kolektif itu harus tinggi agar protokol kesehatan dijalankan," pungkas dia. (mg10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler