Klub-klub Liga-2 Merasa jadi Anak Buangan

Kamis, 09 Februari 2017 – 09:00 WIB
Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Klub-klub Liga - 2 atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Divisi Utama, kini mulai resah.

Penyebabnya, sampai saat ini, PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola tanah air itu belum juga memberikan kejelasan kepada para klub kasta kedua tersebut.

BACA JUGA: Top! Indonesia Siap jadi Tuan Rumah Piala Asia U-19

Terutama tentang kepastian kompetisi dan regulasi musim baru nanti.

CEO Perserang Serang, Babay Karnawi menyebutkan bahwa, mereka sedang berada dalam kebingungan dalam mempersiapkan tim.

BACA JUGA: AFC Larang Jual Beli Lisensi Klub Lebih dari Satu Kali

"Karena belum ada kepastian regulasi. Kami dengar adanya pembatasan pemain dengan makisimal usia 25 tahun. Tapi, itu semua baru kami dengar dari media, bukan dari mulut PSSI sendiri," keluh Babay, kemarin (8/2).

Menurut dia, sejatinya PSSI harus lebih proaktif membangun komunikasi dengan klub-klub level dua tersebut.

BACA JUGA: Wow... PSSI dapat Bantuan Miliaran Rupiah dari AFC

Sebab, lanjut Babay, kompetisi kasta kedua adalah salah satu pangsa pasar terbesar sepak bola nasional dengan melibatkan 60 klub seluruh Indonesia. "Jumlah pemain yang terlibat di kompetisi ini juga jauh lebih banyak," tegasnya.

Senada dengan Karnawi, manajer Persatu Tuban, Fahmi Fikroni juga mengungkapkan bahwa sedang mengalami kebingungan.

Padahal, sudah sebulan terakhir mereka sudah melakukan persiapan tim. "Namun, kami juga butuh kepastian kompetisi. Karena, kalau belum pasti, maka pelatih juga akan sulit menentukan peak performance pemain," ujar Fahmi.

Pria yang juga anggota DPRD Kabupaten Tuban itu lantas menjelaskan bahwa mereka sudah berusaha membangun komunikasi dengan dengan Sekjen PSSI Ade Wellington terkait kepastian kompetisi musim baru nanti.

"Tapi, setiap kali komunikasi, jawaban yang kami terima adalah nanti dulu, nanti dulu," papar Fahmi.

Komentar tidak kalah keras bahkan diungkapkan oleh pelatih Martapura FC, Frans Sinatra Huwae yang menyebutkan bahwa ada diskriminasi sistematis yang sedang dipertontonkan oleh PSSI dalam membangun sepak bola tanah air.

"Kami tim-tim yang di Liga - 2 bukan lagi seperti anak tiri, tapi anak buangan yang tidak diperhatikan oleh induknya," kata Frans.

Alasan Frans tersebut berkaitan dengan PSSI yang hanya memfasilitasi turnamen pra musim kepada tim-tim Liga - 1 (Indonesia Super League) lewat Piala Presiden.

Sementara untuk tim - tim Liga-2 belum ada pergerakan apa-apa. "Jadi, kami ini sebenarnya dianggap atau nggak sih oleh federasi," tegasnya.

Secara terpisah, Sekjen Ade Wellington mengungkapkan bahwa, mereka sudah mengetahui keresahan klub tersebut.

Dan, PSSI pun sudah mengagendakan pertemuan dengan klub-klub kasta kedua itu pada pertengahan Februari nanti.

"Setelah Piala Presiden sudah berjalan normal, kami langsung mengundang seluruh klub Liga- 2. Mungkin satu atau dua pekan ke depan," tegasnya.

Terkait regulasi adanya pembatasan usia pemain maksimal 25 tahun dengan maksimal pemain di atas usia tersebut hanya 5 pemain, Wellington menyebutkan bahwa itu masih rencana besar mereka.

"Arahnya ke sana, Tapi, masih belum difinalisasikan.Kami masih menunggu kajian dari tim kecil kami," ujar Wellington. (ben)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... PSSI Rencanakan Turnamen Pramusim Klub Divisi Utama


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Liga 2   PSSI  

Terpopuler