Klub Presiden Bisa Berikan Ide dan Gagasan Besar untuk Kemajuan NKRI

Selasa, 14 Mei 2024 – 07:44 WIB
Sekjen Rekat Heikal Safar dan Menhan Prabowo Subianto. Foto : dok Rekat

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri (Ketum GIM) Heikal Safar mendukung munculnya ide tentang pembentukan Klub Presiden yang digagas Prabowo Subianto Presiden RI terpilih masa bakti periode 2024-2029.

Menurutnya, ide dibentuknya Klub Presiden tersebut bertujuan untuk memajukan Indonesia dan kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA: Ide SBY Soal Klub Presiden dan Mantan Dianggap Ngawur

Diakui Heikal, ide itu menuai ragam komentar mulai dari pakar politik dan tokoh elite partai politik nasional.

Namun, menurutnya, ide tersebut baik untuk merealisasikan gagasan - gagasan besar dan ide - ide cemerlang dari para mantan Presiden Republik Indonesia, sehingga ada pertemuan yang masif, konstruktif, dan inovatif.

BACA JUGA: SBY Usul Ada Klub Presiden dan Mantan, Jokowi Tertawa

Di samping itu, kata Heikal, kemampuan, kapasitas, dan pengalaman besar seorang mantan presiden tidak bisa dipandang sebelah mata.

Seorang mantan presiden sangat mampu memberikan saran dan kritik yang konstruktif kepada presiden yang menjabat untuk menjadikan NKRI menjadi negara maju dan rakyatnya sejahtera sehingga diperhitungkan dunia internasional.

BACA JUGA: Menjawab Prabowo, Ganjar: Yang Bekerja Sama Bisa Mengganggu 

"Apalagi dibentuknya klub Presiden tersebut bukan dimaksudkan sebagai institusi formal, melainkan ingin meniru The President’s Club Amerika sehingga insyaallah silaturahmi para presiden akan terjalin dengan sebaik-baiknya,” ujar Heikal mengutip kalimat juru bicara Prabowo di Jakarta, Selasa (14/5).

Heikal menambahkan publik di seluruh Indonesia telah mengetahui bagaimana rumitnya mengurai ketegangan politik di antara tiga mantan presiden.

Dia merujuk pada renggangnya hubungan Megawati dan SBY. Kemudian hubungan Megawati dan Jokowi. 

"Tentunya publik pun melihatnya masih pesimistis lantaran Megawati dengan SBY saja sudah 20 tahun tidak akur, apalagi dengan Pak Jokowi, itu bisa dikali dua, bisa 50 tahun. Secara psikologi politik, ada tembok tebal yang memisahkan mereka, sulit disatukan,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Heikal yakin bila presiden dan mantan-mantan Presiden Republik Indonesia bersatu dalam klub tersebut maka perpolitikan nasional serta rekonsiliasi di tengah masyarakat Indonesia mudah terwujudkan dengan baik.

"Bisa kita bayangkan dahsyatnya kalau mereka bersatu bukan? Ayo kita sama-sama bergandengan tangan, kolaborasikan pikiran dan kekuatan untuk kemajuan negara dan bangsa Indonesia serta Keutuhan NKRI Harga Mati," pungkasnya. (flo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler