JAKARTA - Kompetisi Indonesia Premier League (IPL) terlah berjalan sejak 16 Februari lalu, namun, klub-klub ternyata masih banyak yang memiliki kesulitan finansial. Mereka menagih janji PT Liga Prima Indoensia Sportindo (LPIS) untuk memberikan dana talangan sebesar Rp 1 miliar yang telah dijanjikan.
Sekretrasi Umum klub PSLS Lhokseumawe Syamsul Bahri saat dihubungi menegaskan bahwa sampai saat ini klubnya belum melakukan kontrak tertulis dengan pemain. Penyebabnya, belum memiliki dana.
Satu-satunya harapan untuk mendapatkan dana awal untuk menjalani kompetisi tersebut menurut Syamsul adalah dana dari PT LPIS. Sebab, pada CEO Meeting Januari lalu, sudah ada MoU bahwa LPIS akan memberiakn dana talangan sebesar Rp 1 miliar sebelum kompetisi bergulir.
"Tim sudah ada, tapi masalah kami di dana. Kami sduah tanda tangan MoU bawha ada dana Rp 1 miliar. Tapi, samapia sekaang dana itu tak kunjung turun," ucapnya.
PSLS pun berinisiatif untuk menagih dengan beberapa kali berkirim surat kepada LPIS. Tapi, hasilnya nihil. Bahkan, tak sekalipun surat dari PSLS tersbeut menurut Syamsul yang dibalas oleh pengelola kompetisi IPL tersebut.
"Kami belum kontrak, hanya sebatas lisan kesepakatannya. Karena itu sampai sekarang kami belum bisa memenuhi berkas kontrak," terangnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bambang Sucipto, CEO PT Persija Jaya, pengelola Persija IPL. Dia menyebutkan bahwa sampai saat ini pihaknya belum menyerahkan draft kontrak pemain. Karena itu, klubnya disebut belum memenuhi persyaratan administrasi.
Nah, pihaknya sampai saat ini masih bingung karena secara financial belum terpenuhi, menunggu dana talangan dari LPIS yang belum juga turun. "Di MoU ada soal dana talangan itu. Dan itu yang akan kami jadikan modal awal sembari mencari sponsor. Kalau itu saja tidak ada, bagaimana kami jalan," paparnya.
Lelaki berkumis itu enggan mencari dana dari pihak ketiga terlebih dahulu karena takut kembali menjadi masalah di belakang karena berhutang, tapi tak mampu menutupi. Karena itu, jika tak kunjung jelas, Bambang memilih untuk mengistirahatkan timnya dahulu.
"Nggak apa-apa Nggak jalan, kalau hutang nanti susah nyelesaiinnya kaya yang sudah-sudah. Kalau tidak jalan, resikonya paling degradasi," ucapnya enteng.
Saat dikonfirmasi, CEO PT LPIS Widjajanto menyebutkan bahwa tidak ada MoU. Mereka hanya sebatas mendatangani sebuah pakta yang akan dikucurkan jika dana dari investor turun. jumlahnay variatif, antara Rp 1,5 miliar dan Rp 2 Miliar.
Sementara, sejauh ini, investor yang akan mengucurkan dana kepada PT LPIS memang masih belum menemui kata sepakat. MNC grup yang sebelumnya siap memberi dana talangan awal juga mengubah perjanjian dengan hanya membuat sebuah broadcasting agreement, bukan lagi sebagai investor.
"Nanti yang didapat hanya hak siar. Tapi, untuk nilainya akan lebih merata dan adil bagi klub, tidak seperti yang dulu," tandasnya.
Sementara itu, klub-klub Indonesia Super League (ISL) sejauh ini juga masih menjadi sorotan. Sebab, perkembangan terakhir pembayaran tunggakan gaji belum signifikan. Namun, dalam waktu dekat, Bdan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) akan kembali mengirimkan surat warning.
"Akan kami ingatkan untuk melakukan pembayaran kembali. Tunggakan ini harus selesai pada akhir Maret ini, sesuai dengan perjanjian sehingga rekomendasi penyelenggaraan ISL turun," terangnya. (aam)
Sekretrasi Umum klub PSLS Lhokseumawe Syamsul Bahri saat dihubungi menegaskan bahwa sampai saat ini klubnya belum melakukan kontrak tertulis dengan pemain. Penyebabnya, belum memiliki dana.
Satu-satunya harapan untuk mendapatkan dana awal untuk menjalani kompetisi tersebut menurut Syamsul adalah dana dari PT LPIS. Sebab, pada CEO Meeting Januari lalu, sudah ada MoU bahwa LPIS akan memberiakn dana talangan sebesar Rp 1 miliar sebelum kompetisi bergulir.
"Tim sudah ada, tapi masalah kami di dana. Kami sduah tanda tangan MoU bawha ada dana Rp 1 miliar. Tapi, samapia sekaang dana itu tak kunjung turun," ucapnya.
PSLS pun berinisiatif untuk menagih dengan beberapa kali berkirim surat kepada LPIS. Tapi, hasilnya nihil. Bahkan, tak sekalipun surat dari PSLS tersbeut menurut Syamsul yang dibalas oleh pengelola kompetisi IPL tersebut.
"Kami belum kontrak, hanya sebatas lisan kesepakatannya. Karena itu sampai sekarang kami belum bisa memenuhi berkas kontrak," terangnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bambang Sucipto, CEO PT Persija Jaya, pengelola Persija IPL. Dia menyebutkan bahwa sampai saat ini pihaknya belum menyerahkan draft kontrak pemain. Karena itu, klubnya disebut belum memenuhi persyaratan administrasi.
Nah, pihaknya sampai saat ini masih bingung karena secara financial belum terpenuhi, menunggu dana talangan dari LPIS yang belum juga turun. "Di MoU ada soal dana talangan itu. Dan itu yang akan kami jadikan modal awal sembari mencari sponsor. Kalau itu saja tidak ada, bagaimana kami jalan," paparnya.
Lelaki berkumis itu enggan mencari dana dari pihak ketiga terlebih dahulu karena takut kembali menjadi masalah di belakang karena berhutang, tapi tak mampu menutupi. Karena itu, jika tak kunjung jelas, Bambang memilih untuk mengistirahatkan timnya dahulu.
"Nggak apa-apa Nggak jalan, kalau hutang nanti susah nyelesaiinnya kaya yang sudah-sudah. Kalau tidak jalan, resikonya paling degradasi," ucapnya enteng.
Saat dikonfirmasi, CEO PT LPIS Widjajanto menyebutkan bahwa tidak ada MoU. Mereka hanya sebatas mendatangani sebuah pakta yang akan dikucurkan jika dana dari investor turun. jumlahnay variatif, antara Rp 1,5 miliar dan Rp 2 Miliar.
Sementara, sejauh ini, investor yang akan mengucurkan dana kepada PT LPIS memang masih belum menemui kata sepakat. MNC grup yang sebelumnya siap memberi dana talangan awal juga mengubah perjanjian dengan hanya membuat sebuah broadcasting agreement, bukan lagi sebagai investor.
"Nanti yang didapat hanya hak siar. Tapi, untuk nilainya akan lebih merata dan adil bagi klub, tidak seperti yang dulu," tandasnya.
Sementara itu, klub-klub Indonesia Super League (ISL) sejauh ini juga masih menjadi sorotan. Sebab, perkembangan terakhir pembayaran tunggakan gaji belum signifikan. Namun, dalam waktu dekat, Bdan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) akan kembali mengirimkan surat warning.
"Akan kami ingatkan untuk melakukan pembayaran kembali. Tunggakan ini harus selesai pada akhir Maret ini, sesuai dengan perjanjian sehingga rekomendasi penyelenggaraan ISL turun," terangnya. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantai CFR Cluj, Inter Lolos ke 16 Besar
Redaktur : Tim Redaksi