jpnn.com, BANYUWANGI - Kondisi penyeberangan di perairan Selat Bali saat ini patut diwaspadai. Gara-gara arus laut yang cukup deras, KMP Tunu Pratama Jaya 3888 gagal docking pada Mingg (20/5).
Kapal tersebut malah terseret ke selatan, tepatnya di belakang pabrik semen Bosowa.
BACA JUGA: Waspada! Gelombang Laut Mencapai 3 Meter
Kapal bercat putih dan merah itu terpaksa harus diseret ke pinggir oleh kapal lain menuju Pantai Bulusan.
Penyebab terseretnya kapal tersebut diduga mesin mati. Pukul 11.15 barulah beberapa orang teknisi tampak mendekati kapal dengan menggunakan perahu karet.
BACA JUGA: Kapal Tenggelam, Tiga ABK Menghilang
Pelaksana Harian KUPP Kelas III Tanjungwangi Widodo menyatakan, KMP Tunu Pratama Jaya memang mengalami kendala sejak awal.
Karena itu, ketika hendak membawa muatan dari pelabuhan LCM Ketapang, pihaknya melarang kapal tersebut berlayar sehingga seluruh muatan langsung diturunkan saat itu juga.
BACA JUGA: Pelabuhan Ketapang Seberangkan 15.199 Penumpang
Selanjutnya, KMP Tunu pun diminta melakukan perbaikan dan docking di Pantai Banyuwangi Beach.
Namun, di tengah lautan, kapal tersebut malah mengalami mati mesin.
''Mungkin karena mesinnya hanya satu, jadi ketika mati langsung berhenti di tengah lautan. Tapi, langsung ada KMP Tunu Patama Jaya yang datang membantu. Sengaja dibawa ke Pantai Bulusan karena di Banyuwangi Beach sedang penuh. Masih ada Labitra Adinda juga yang sedang diselidiki KNKT,'' ujar Widodo.
Mengenai penyebab kematian mesin KMP Tunu, Widodo mengaku belum memprediksinya secara detail.
Namun, jika melihat kronologis kejadian, KMP Tunu sempat terseret arus hingga ke selatan ketika berusaha melakukan docking di Pantai Banyuwangi Beach.
''Arusnya cukup kencang. Mungkin karena itu akhirnya mesinya tidak kuat dan mati. Tapi, dari awal, kapal memang sudah kosong, jadi langsung kami minta perbaikan,'' terangnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Ketapang Eka Cakrawala menyatakan, untuk sementara, transportasi laut yang melalui Selat Bali -baik dari Pelabuhan ASDP Ketapang maupun Tanjungwangi- masih tetap bisa beroperasi.
Tetapi, statusnya adalah waspada karena fluktuasi dari gelombang air laut sedang tidak menentu.
Jadi, sewaktu-waktu bisa saja muncul perintah penghentian operasi.
''Sementara masih aman. Tapi, kami imbau tetap waspada. Kami tidak bisa memprediksi kapan ada potensi ditutup. Kami terus berkordinasi dengan BMKG,'' imbuhnya. (fre/aif/c22/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Temukan 177 Peluru dan Detonator di Pelabuhan
Redaktur & Reporter : Natalia