Penyidik dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil mengambil data dari alat perekam penerbangan pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang Jakarta pada 29 Oktober lalu dan menewaskan 189 orang penumpang dan awak di dalamnya.
Kabar ini datang bersamaan dengan keputusan pihak berwenang Indonesia pada hari Minggu (4/11/2018) untuk memperpanjang operasi pencarian korban dan puing-puing pesawat JT610 di laut.
BACA JUGA: Polisi NSW Temukan Lab Pabrik Ekstasi Senilai Rp55 Miliar Di Sydney
Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Haryo Satmiko mengatakan pada konferensi pers bahwa data penerbangan berdurasi 69 jam berhasil diunduh dari alat perekam penerbangan termasuk data dari penerbangan yang mematikan itu.
Pesawat jet Boeing 737 MAX 8 jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta pada 29 Oktober dalam bencana penerbangan terburuk di Indonesia sejak 1997.
BACA JUGA: Biarawati Patricia Fox Tiba Di Melbourne
Perekam data penerbangan itu ditemukan oleh penyelam pada Kamis (1/11/2018) dalam kondisi rusak dan para penyelidik mengatakan diperlukan penanganan khusus untuk mendapatkan kembali informasi di dalamnya.
Kotak hitam kedua â alat perekam suara di kokpit pesawat - belum ditemukan tetapi pencari tengah memfokuskan pencarian pada area tertentu berdasarkan sinyal locator yang lemah.
BACA JUGA: Netizen China Protes Kemenangan Master Kung Fu Lawan Petinju Palsu
"Dari data ini kami akan menganalisis apa yang terjadi pada penerbangan itu," kata Nurcahyo Utomo, kepala komite keselamatan transportasi Indonesia, kepada wartawan.
Proses analisis data dan penyelidikan terhadap sebuah roda pendaratan pesawat dan mesin yang berhasil ditemukan akan dimulai pada hari Senin (5/11/2018) dan informasi yang didapatkan akan diteruskan ke polisi jika diperlukan, kata Nurcahyo Utomo.Pencarian diperpanjang tiga hari
Kepala Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional Muhammad Syaugi mengatakan pada hari Minggu (4/11/2018) operasi pencarian, yang saat ini memasuki hari ketujuh dan melibatkan ratusan personel dan lusinan kapal, akan berlanjut selama tiga hari ke depan. Photo: Basarnas mengunggah foto ini di akun instagram mereka sebagai penghormatan bagi anggota mereka, Syachrul Anto yang meninggal dalam upaya pencarian Lion Air JT610. (Supplied: Instagram @sar_nasional)
Muhammad Syaugi menyampaikan penghargaan khusus kepada relawan penyelam, Syahrul Anto, yang meninggal dalam upaya pencarian pada hari Jumat (2/11/2018).
Keluarga pria berusia 48 tahun itu menolak untuk diotopsi dan jenazahnya dimakamkan pada hari Sabtu (3/11/2018) di Surabaya.
Hingga hari Minggu (4/11/2018), total ada 105 tas ransel, beberapa diantaranya isinya masih utuh, telah ditemukan dan diserahkan kepada polisi untuk identifikasi forensik, namun hanya 14 korban yang baru berhasil diidentifikasi.
"Saya yakin jumlah totalnya akan bertambah," kata Syaugi, sambil menambahkan sejumlah jenazah korban juga ada yang tersapu ke daratan.
Kotak hitam kedua diperkirakan berada sekitar 50 meter dari area pencarian utama, di mana kedalaman air hanya 30 meter, tetapi arus laut dan lumpur di dasar laut yang kedalamannya lebih dari satu meter telah mempersulit upaya pencarian.
Muhammad Syaugi mengatakan sejumlah besar serpihan "badan" pesawat berhasil ditemukan di dasar laut tetapi tidak ada serpihan berukuran besar seperti yang dia indikasikan mungkin akan ditemukan pada hari Sabtu.Catatan keamanan tambal sulam
Pilot penerbangan JT610 telah meminta, dan menerima, izin untuk kembali ke Jakarta, tetapi apa yang tidak berjalan semestinya tetap menjadi misteri.
Daftar panjang insiden keselamatan udara
Situs web pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa pesawat itu memiliki tingkat kecepatan dan ketinggian yang tidak menentu selama penerbangan fatal yang berlangsung selama 13 menit itu dan juga penerbangan sehari sebelumnya dari Bali ke Jakarta.
Penumpang pada penerbangan di Bali melaporkan pesawat yang mereka tumpangi turun drastis dengan mengerikan dan dalam kedua kasus awak pesawat di kokpit yang berbeda juga sempat diminta untuk kembali ke bandara keberangkatan mereka tidak berapa lama setelah take-off.
Lion Air telah mengklaim masalah teknis yang dialami pesawat mereka telah diperbaiki setelah penerbangan di Bali.
Kecelakaan pertama dari Boeing 737 MAX kini telah menjadi h fokus pengawasan oleh industri penerbangan global.
Temuan awal investigasi ini diharapkan akan dipublikasikan setelah 30 hari. Photo: Petugas penyidik KNKT memeriksa mesin dari pesawat Lion Air JT 610 yang berhasil ditemukan. (AP: Achmad Ibrahim)
Indonesia adalah salah satu pasar penerbangan yang tumbuh paling cepat di dunia, tetapi catatan keamanannya telah tambal sulam.
Kecelakaan Lion Air adalah bencana penerbangan terburuk di Indonesia sejak 1997, ketika 234 orang tewas dalam penerbangan Garuda di dekat Medan.
Pada Desember 2014, sebuah pesawat milik maskapai penerbangan AirAsia dari Surabaya ke Singapura juga jatuh ke laut dan menewaskan 162 penumpang.
Panel keselamatan transportasi Indonesia telah menyelidiki 137 insiden penerbangan yang serius dari 2012 hingga 2017.
"Masih banyak yang perlu kami tingkatkan," kata Dirjen Transportasi Udara Pramintohadi Sukarno pada konferensi pers pada hari Sabtu (3/11/2018) yang mengacu pada peraturan keselamatan.
AP/Reuters
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satelit Mini Seukuran Kotak Sepatu Ini Diluncurkan Ke Mars