jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama meminta Presiden Jokowi serius dalam menata eksosistem bisnis digital dan penguatan literasi keuangan kaum milenial.
"Pak Jokowi tolong ini ada masalah serius dalam praktek pembangunan ekosistem bisnis digital, pertama sangat lemahnya proteksi dan penegakan hukum, rendahnya penguatan literasi keuangan hingga lemahnya sistem regulasi ekonomi digital", kata Haris seperti dikutip di Jakarta, Sabtu (4/1).
BACA JUGA: GudangAda Tingkatkan Literasi Bisnis Digital untuk Mitra Pedagang di 49 Kota
Lanjut Haris, KNPI juga berupaya mengingatkan Kapolri dan jajarannya, tetapi tidak digubris.
"KNPI bahkan memasang ratusan spanduk di seluruh lokasi strategis di Jakarta, sebagai bentuk dukungan penegakan hukum atas kasus Auto Trade Gold (ATG). Namun, anehnya tidak ada respon dan tindaklanjut dari Polri", ujar Haris.
BACA JUGA: Lebarkan Sayap di Bisnis Digital, Rizky Billar Rilis Online Game
ATG adalah robot trading yang dikelola PT. Pansaky Berdikari Bersama dan diduga melakukan penipuan.
Haris meminta Kabareskrim untuk berani bertindak pada kasus ATG dan meminta Menko Mahfud MD turun tangan atas dugaan adanya beking kuat dibalik kasus ATG Wahyu Kenzo.
BACA JUGA: Ini Fitur-Fitur Menarik Olsera untuk Pengembangan Bisnis Digital
"Kami berharap Pak Menko Mahfud turun tangan atas lemahnya respon Polri dan ada dugaan beking kuat dibalik kasus ATG ini, lihat saja ribuan korban namun hingga saat ini Wahyu Kenzo bebas berkeliaran", tegas Haris.
Haris pun memerintahkan jajaran KNPI untuk mengawal kasus ini dan khususnya perintahkan DPD KNPI Jawa Timur untuk aksi pasang spanduk diseluruh Jawa Timur.
"DPP KNPI serukan seluruh jajaran DPD KNPI daerah untuk kawal kasus ini, khususnya DPD KNPI Jawa Timur dan Kota Malang untuk aksi pasang ratusan spanduk di seluruh Jawa Timur dan Malang sebagai tempat bermukim Wahyu Kenzo", tegas Haris.
Haris mengungkapkan dugaan penipuan trading online ATG Wahyu Kenzo memiliki lebih dari Rp 14 milyar.
"Korbannya banyak sekali jumlahnya hingga ribuan nasabah. Mereka dijanjikan iming-iming oleh Wahyu Kenzo namun hingga saat ini nihil hanya janji palsu", jelas Haris.
Haris sangat miris korban dugaan penipuan trading online ATG mayoritas kalangan milenial.
"Luar biasa negeri ini, milenial yang jumlahnya mencapai lebih 68 juta jiwa belum terproteksi jaminan sistem bisnis digital, sehingga wajar mayoritas korban dugaan penipuan ATG Wahyu Kenzo mayoritas kaum milenial", jelas Haris. (antara/mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul