Koalisi NasDem-Demokrat-PKS Bisa Layu Sebelum Berkembang, Ini Biang Keroknya

Rabu, 26 Oktober 2022 – 23:56 WIB
Tim kecil Partai NasDem, PKS, dan Demokrat menggelar pertemuan guna mematangkan format koalisi perubahan pada Jumat (21/10). Foto: Dokumentasi DPP NasDem

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Arifki Chaniago menilai rencana koalisi NasDem-Demokrat-PKS untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres, berpotensi bubar sebelum pendaftaran kandidat pemimpin Indonesia dibuka KPU. 

"Koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS akan layu sebelum berkembang," kata dia melalui layanan pesan, Rabu (25/10). 

BACA JUGA: Penjajakan Koalisi NasDem-Demokrat-PKS, Kamhar Singgung soal Anies - AHY

Arifki mengatakan potensi koalisi tiga partai bubar jalan menyeruak setelah Demokrat dan PKS memaksakan kader internal sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan. 

Diketahui, Anies yang juga berstatus nonpartai sudah diumumkan Partai NasDem sebagai Capres 2024.

BACA JUGA: Tim Kecil NasDem-PKS-Demokrat Bersama Perwakilan Anies Matangkan Format Koalisi Perubahan

Sementara itu, Demokrat terus mengupayakan ketum mereka Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dan PKS mendukung Ahmad Heryawan sebagai cawapres pendamping Anies. 

Menurut Arifki, Demokrat dan PKS sebaiknya tidak memaksakan kader internal dan mau berbicara kesolidan koalisi serta pemenangan Pilpres 2024.

BACA JUGA: Surya Paloh Tegaskan Tidak Ada Alasan NasDem Mundur dari Koalisi Pemerintahan Jokowi

"Agenda yang lebih besar bisa saja tidak tercapai jika antara Demokrat dan PKS masih ngotot tawarkan kadernya sebagai cawapres," kata Direktur Eksekutif Aljabar Strategic itu.

Arifki mengatakan NasDem masih memiliki peluang untuk membuka koalisi dengan partai lain apabila tidak menemui kesepakatan dengan PKS dan Demokrat. 

Terlebih lagi, NasDem masih memiliki sosok Anies yang punya elektabilitas tinggi menurut berbagai lembaga survei. 

Misalnya, kata Arifki, NasDem bisa mengajak Koalisi PKB atau merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan menawarkan sosok Anies.

Dia mengatakan Demokrat dan PKS menjadi partai yang dirugikan apabila tetap ngotot memasukkan nama cawapres sebagai pendamping Anies.

Arifki pun merasa pilihan yang bisa diambil PKS dan Demokrat ialah mencarikan cawapres pendamping Anies dari latar belakang nonparpol.

Keputusan itu perlu diambil agar dua partai bisa berkoalisi dengan NasDem dan tetap mengusung Anies sebagai Capres 2024.

"Mari melihat sikap politik PKS dan Demokrat, berjiwa besar untuk mengalah dari berbagai kemungkinan, atau memaksakan diri agar kadernya dipilih sebagai cawapres Anies," ujar Arifki. (ast/jpnn) 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler