Ini peringatan bagi para orang tua yang sering memberikan kodein kepada anaknya. Ternyata, obat pereda batuk ini berhubungan erat dengan tingginya kematian pada anak.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa obat penghilang rasa sakit kodein dikaitkan dengan kematian sebagai akibat dari komplikasi serius pada anak-anak.
Kodein atau metilmorfin adalah opium (turunan morfin) dari golongan fenantrena. Obat ini memang memiliki beberapa khasiat bagi pasien, baik dewasa maupun anak. Kodein dapat dikonversikan menjadi morfin sehingga memiliki efek anti-nyeri (analgesik), meredakan batuk dan sesak napas (antitusif), serta anti-diare.
Kodein biasanya diberikan untuk anak yang akan menjalani operasi pengangkatan amandel, dan operasi hidung. Namun, US Food and Drug Administration (FDA) telah menemukan kasus kematian pada anak-anak yang menderita apnea obstruktif atau gangguan tidur akut, setelah menerima obat kodein dan menjalani operasi. Mereka menemukan, bahwa kodein diubah menjadi morfin oleh hati.
Hati anak-anak ternyata memiliki kemampuan untuk mengubah kodein menjadi morfin yang dapat mengancam jiwa mereka.
"Kodein adalah obat penghilang rasa sakit yang efektif, tapi kandungan morfin yang terdapat dalam obat tersebut, dapat memperlambat proses pernapasan pada anak-anak," kata apoteker konsultan dari rumah sakit St. Thomas, seperti yang dilansir laman Post Jagran, Senin (24/6)
Kodein telah digunakan oleh para dokter untuk mengobati anak-anak dari segala usia, tetapi saat ini telah ditetapkan bahwa kodein, hanya diberikan pada anak-anak yang berusia diatas 12 tahun, dengan dosis terbatas.(fny/jpnn)
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa obat penghilang rasa sakit kodein dikaitkan dengan kematian sebagai akibat dari komplikasi serius pada anak-anak.
Kodein atau metilmorfin adalah opium (turunan morfin) dari golongan fenantrena. Obat ini memang memiliki beberapa khasiat bagi pasien, baik dewasa maupun anak. Kodein dapat dikonversikan menjadi morfin sehingga memiliki efek anti-nyeri (analgesik), meredakan batuk dan sesak napas (antitusif), serta anti-diare.
Kodein biasanya diberikan untuk anak yang akan menjalani operasi pengangkatan amandel, dan operasi hidung. Namun, US Food and Drug Administration (FDA) telah menemukan kasus kematian pada anak-anak yang menderita apnea obstruktif atau gangguan tidur akut, setelah menerima obat kodein dan menjalani operasi. Mereka menemukan, bahwa kodein diubah menjadi morfin oleh hati.
Hati anak-anak ternyata memiliki kemampuan untuk mengubah kodein menjadi morfin yang dapat mengancam jiwa mereka.
"Kodein adalah obat penghilang rasa sakit yang efektif, tapi kandungan morfin yang terdapat dalam obat tersebut, dapat memperlambat proses pernapasan pada anak-anak," kata apoteker konsultan dari rumah sakit St. Thomas, seperti yang dilansir laman Post Jagran, Senin (24/6)
Kodein telah digunakan oleh para dokter untuk mengobati anak-anak dari segala usia, tetapi saat ini telah ditetapkan bahwa kodein, hanya diberikan pada anak-anak yang berusia diatas 12 tahun, dengan dosis terbatas.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Penyakit Selama Pancaroba
Redaktur : Tim Redaksi