jpnn.com, JAKARTA - Puncak gerhana bulan "super blue blood moon" tadi malam terjadi pada pukul 20.29 WIB.
Pada saat puncak gerhana, bulan memang terlihat berwarna merah dan cenderung gelap. Tidak seperti cahaya bulan purnama biasanya yang kuning terang.
BACA JUGA: Zulhasan: Manfaatkan Fenomena Super Blood Moon untuk Berdoa
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan ada beberapa pertanyaan yang masuk ke dirinya saat gerhana bulan muncul.
"Ada yang bertanya kok gak kelihatan bulan merahnya?" katanya tadi malam.
BACA JUGA: Warga Vila Mas Indah Tak Bisa Saksikan Gerhana Bulan
Thomas lantas menjelaskan bahwa terlihatnya efek "merah darah" saat gerhana bulan banyak dipengaruhi beberapa faktor.
Diantaranya adalah kondisi cuaca dimana pengamatan gerhana bulan dilakukan. Dia menjelaskan dalam kondisi sangat cerah, terlihat warna merahnya.
BACA JUGA: Bupati Lahat Ajak Warga Nobar Super Blue Blood Moon
Dia menjelaskan warna merah darah yang muncul itu merupakan hasil pembiasan sinar matahari.
Meskipun saat gerhana posisi bulan-bumi-matahari sejajar, bukan berarti bulan tidak menerima cahaya matahari.
Ketika saat gerhana terjadi, gelombang cahaya merah dari matahari dibiaskan oleh bumi ke bulan.
Dengan teleskop yang canggih, masyarakat bisa mengamati merembetnya cahaya di daratan bulan serta mengawasi kawah-kawah di bulan.
Ketika diamati lebih jauh, saat puncak gerhana bagian bawah dari bulan terlihat lebih gelap.
Menurut Thomas, itu menunjukkan bahwa bagian bawah bulan merupakan bagian yang terdekat dengan bumi.
Dia mengatakan pada fase gerhana total, bagian bawah bulan memang terlihat lebih gelap. "Karena bagian itu adalah bagian dekat inti bayangan bumi," pungkasnya.
Sementara itu, sebagian masyarakat menyambut gerhana bulan dengan menggelar salat gerhana. Di beberapa masjid juga terdengar khatib menyampaikan khutbah.
Dalam tuntunan Islam memang disunnahkan melaksanakan salat gerhana saat terjadi gerhana bulan maupun matahari. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Gerhana Bulan, Ini Ajakan Zulkifli Hasan
Redaktur & Reporter : Soetomo