jpnn.com, JAKARTA - Singapura dan Indonesia berkolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan 337 ribu siswa di Jawa Timur lewat program “Peningkatan Kompetensi Guru BK Jenjang SMK Tingkat Provinsi Jawa Timur” di Malang pada (1/8).
Gagasan itu diluncurkan berkat kolaborasi Singapore International Foundation (SIF), Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dan Divisi Pekerjaan Sosial Sekolah dari Asosiasi Pekerja Sosial Singapura (SASW).
BACA JUGA: Setelah 9 Tahun, Raisa Akhirnya Kembali ke Singapura
Direktur Eksekutif SIF Jean Tan mengatakan sekolah menyediakan ruang yang aman bagi siswa untuk tumbuh dan menavigasi kompleksitas kehidupan.
Guru konselor yang efektif dapat menciptakan lingkungan belajar positif dan penuh perhatian untuk membantu siswa mengatasi rintangan, membangun ketahanan, dan mencapai potensi penuh mereka.
BACA JUGA: Raisa Gelar Konser di Resorts World Sentosa Singapura
"Kami bersyukur bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan SASW telah bergabung dengan kami untuk meningkatkan pengalaman pendidikan bagi para siswa di Jawa Timur," ungkap Jean dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu (2/8).
Program tiga tahun ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan dan konseling bagi para siswa di Jawa Timur dengan mengembangkan keterampilan guru bimbingan dan konseling.
Inisiatif tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 111 Tahun 2014, yang menekankan pentingnya memberikan bimbingan dan konseling profesional sebagai komponen integral dari pendidikan dasar dan menengah.
Di tingkat global, inisiatif ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN SDG) yang ke-4 – guna memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas untuk semua.
Proyek T-CARE akan melibatkan tim spesialis Singapore International Volunteers (SIV) untuk melatih dan membimbing 100 guru-guru konselor sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 100 sekolah di Jawa Timur.
Tim SIV dipimpin oleh Fang Xin Wei, Direktur dan Kepala Unit Bantuan Keuangan dan Layanan Keluarga Yishun di Singapore Children's Society, dan terdiri dari para profesional pekerjaan sosial yang merupakan anggota SASW.
Kurikulum proyek ini mencakup serangkaian lokakarya tatap muka dan daring, serta simposium publik untuk para pendidik di Indonesia. Sesi-sesi ini akan berfokus pada bidang-bidang seperti dukungan perencanaan karier, teknik komunikasi orang tua yang efektif, dan strategi untuk membantu kaum muda yang menghadapi masalah kesehatan mental.
Selain itu, 20 guru akan dipilih dari kelompok tersebut untuk menjadi Master Trainer. Pada Mei 2025, mereka akan melakukan studi banding ke Singapura, yang mencakup kunjungan ke organisasi pekerjaan sosial dan kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesional di bidang industri.
Kegiatan itu bertujuan memberikan wawasan yang berharga ke dalam ekosistem dan menunjukkan praktik-praktik teladan yang diadopsi oleh organisasi-organisasi tersebut.
Para Master Trainer akan membagikan pengetahuan yang baru mereka peroleh kepada sesama pendidik di komunitas mereka.
Tim SIV juga akan bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan seperangkat pedoman manajemen kasus yang komprehensif dengan tujuan untuk membangun alur kerja konseling yang lebih terstruktur dan efektif di sekolah-sekolah di Indonesia.
Diperkirakan sekitar 337 ribu guru hingga konselor, siswa, dan orang tua di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proyek ini pada 2026.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai mengatakan sangat senang dapat bekerja sama dengan SIF dan SASW untuk mengatasi tantangan bersama dalam menyediakan layanan konseling yang berkualitas di sekolah-sekolah.
"Inisiatif ini akan meningkatkan keterampilan guru konselor kami dan meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan di Jawa Timur. Kami menantikan perspektif baru dari tim Singapura dan membangun hubungan profesional yang lebih kuat dengan mereka," Aries.
Co-Chairperson Divisi Pekerjaan Sosial Sekolah di SASW Yum Sin Ting mengatakan layanan bimbingan dan dukungan siswa yang berkualitas di sekolah berkontribusi pada pertumbuhan siswa secara keseluruhan.
Baik secara akademis maupun untuk kesejahteraan pribadi mereka. Kami sangat antusias untuk memulai perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan bersama dengan rekan-rekan kami di Indonesia.
"Bersama-sama, kita dapat menciptakan dampak yang berarti dan membangun komunitas yang lebih kuat untuk mendukung kaum muda," ungkap Yum Sin Ting.
Yum Sin Tin menegaskan bahwa program ini merupakan tonggak penting lainnya dalam persahabatan antara SIF dan Indonesia yang telah terjalin selama 31 tahun.
"Untuk mendorong hubungan yang berkelanjutan antara masyarakat Singapura dan Indonesia," pungkas Yum Sin Tin.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul