BANTAENG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantaeng menilai kualitas kolam renang Bonto Atu sangat rendah. Kolam yang dibangun dengan dana Rp 7 miliar itu ditemukan bocor saat anggota Dewan meninjau bangunan tersebut di Kelurahan Bonto Atu, Kecamatan Bissappu, Kamis (8/3). Kolam renang ini dipersiapkan sebagai venue cabang akuatik Porda 2014.
Rombongan legislator yang meninjau kolam renang itu dipimpin Ketua DPRD Bantaeng, Andi Novrita Langgara. Dia didampingi Ketua Komisi I, Anas Hasan dan Ketua Fraksi Hanura, Harun Rani. Mereka menilai, kebocoran itu dapat menganggu aktivitas renang dan pasokan air di kolam tersebut. Tidak hanya persoalan kebocoran, kolam itu juga tidak memiliki tribun untuk penonton. "Ini tidak bisa digunakan untuk Porda kalau seperti ini. Harus diperbaiki dulu," jelas Anas Hasan.
Anggota Komisi III DPRD Bantaeng, Thamrin Labandu mengatakan pihaknya sudah melakukan kunjungan kerja jauh hari sebelum pelaksanaan pembangunan kolam renang itu. Dia meminta kepada pihak pengawas proyek untuk mengawasi dengan ketat pembangunan kolam renang itu.
"Waktu itu saya sudah minta pengawas untuk mengganti besinya. Saat itu saya lihat besinya berkarat," jelas Thamrin.
Ketua Komisi III DPRD Bantaeng, Ali Sijanto berencana akan memanggil pejabat pembuat komitmen (PPK), pengguna anggaran, dan pelaksana proyek terkait dengan temuan DPRD Bantaeng itu.
Rencananya, komisi yang membidangi pembangunan ini akan melakukan rapat dengar pendapat untuk mendengarkan klarifikasi terkait dengan kebocoran di kolam yang menelan anggaran senilai Rp7 miliar tersebut.
Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bantaeng, Syamsuri membenarkan kebocoran di kolam renang itu. Menurutnya, kebocoran itu terjadi lantaran ada beberapa pipa yang tergesek dan pecah. Saat ini, katanya, pekerja proyek itu sementara melakukan pembenahan.
Kolam itu, kata dia, sudah selesai 100 persen. Hanya saja, saat ini kolam itu masih masuk dalam tahapan pemeliharaan. Dia menambahkan kolam itu juga rencananya tidak akan dipasangi tribun.
Rencananya, kolam itu akan dilengkapi dengan beberapa gazebo untuk tempat bersantai. Sementara untuk persiapan Porda, hanya akan dipasang tenda saja. Hal itu dilakukan untuk menjadikan kolam itu sebagai tempat wisata. "Bupati mengatakan tidak perlu tribun. Biar pake gazebo saja. Kalau Porda pakai tenda saja," jelasnya.
Syamsuri yang juga kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dikpora Bantaeng itu mengaku seluruh anggaran pembangunan kolam renang ini berasal dari APBN. Menurutnya, ini adalah kolam termurah di Sulsel.
Kolam renang ini membutuhkan sekira 1.800 kubik air. Air ini kemudian dikelola melalui sebuah mesin pompa yang menjernihkan air setiap harinya. Biaya operasional kolam ini diperkirakan menelan anggaran Rp15 juta per bulan."Sangat tinggi karena listriknya tidak pernah padam. Pompanya beroperasi terus," jelas dia. (fajar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota TNI Ditembak di Papua
Redaktur : Tim Redaksi