jpnn.com, SURABAYA - Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V (Lantamal V) Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto bersama prajurit dan PNS Lantamal V, melaksanakan Salat Idulfitri 1 Syawal 1438 Hijriyah/2017 Masehi di Lapangan Apel Denma Mako Lantamal V, Surabaya pada Minggu pagi (25/6).
Pada pelaksanaan Salat Idulfitri atau Salat Ied tahun ini, turut hadir mantan Danlantamal V Laksma TNI (Pur) Sumadi beserta keluarga, Dandenma beserta Kadisminpers Lantamal V selaku panitia Salat Ied. Hadir pula Ketua Korcab V DJAT Ny. Herniwati Edi Sucipto dan segenap warga perumahan Cefi yang terletak di sekitar wilayah Mako Lantamal V.
BACA JUGA: Mesranya Agus Yudhoyono dan Jokowi di Istana Negara
Menurut keterangan pers Dinas Penerangan Lantamal V, tepat pukul 06.00 WIB, Salat Ied pun diawali dengan takbir sebanyak tujuh kali pada rokaat pertama dan lima kali takbir pada rokaat kedua.
Selanjutnya seluruh jemaah mendapatkan pencerahan rohani melalui ceramah agama yang disampaikan oleh Letkol Laut (KH) Chumaidi selaku imam dan khotib pada Salat Idulfitri 1438 H/ 2017 M.
BACA JUGA: Aldi CJR Sebut Lebih Enak Berlebaran di Jakarta, Nih Alasannya
Dalam ceramahnya, Chumaidi- sapaan karib sang khotib ini mengangkat tema tentang Rasa ikhlas dan sikap peduli yang diterapkan saat bulan Ramadan maupun sesudahnya. Sebab pada prinsipnya bulan suci Ramadan mendidik setiap mukmin untuk senantiasa berbuat dan bertindak dengan ikhlas, semua karena Allah bukan untuk yang lain.
Tentang sikap ikhlas yang dimaksud, dia pun menjelaskan bahwa rasa ikhlas akan muncul manakala ada cinta (mahabbah) didalamnya, tanpa cinta kita kepada Allah maka sulit untuk menggapai keikhlasan dalam setiap perbuatan kita.
BACA JUGA: Lebaran, Waktunya Memperkuat Persaudaraan
Dan derajat ikhlas yang paling tinggi menurut khotib yang kesehariaannya berdinas di Subdisbintal Disminpers Koarmatim ini, adalah manakala kita beribadah atau melaksanakan perintah tidak butuh apapun kecuali ridho Allah.
Selanjutnya tentang pelajaran hidup lainnya yang tidak kalah penting yakni rasa peduli terhadap sesama (empati). Dimana saat menjalani ibadah puasa sesungguhnya kita bisa merasakan rasa lapar dan haus yang kerap dirasakan oleh fakir miskin setiap harinya yang tidak jelas kapan dan dengan apa pula mereka berbuka.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan dengan kemurahan hati dan pemberian sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dapat diterjemahkan melalui pemberian shadaqah atau sedekah.
Sebab kepedulian seperti inilah yang saat ini sangat diperlukan dalam kehidupan kita, dimana dalam setiap harta yang kita simpan terdapat hak-hak orang lain yang apabila tidak kita sampaikan kepada yang berhak berarti kita sudah memakan harta mereka.
Pada akhiri ceramahnya, khotib mengatakan jika sebagai pelengkap dan penyempurna dari ibadah puasa yang dijalani selama bulan Ramadhan adalah zakat fitrah.
“Ada lima makna atau hikmah yang amat dalam yang dimiliki oleh zakat sebagai penyempurna ibadah kita, yakni sebagai penolong orang yang lemah dan susah agar ia dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan mahluk Allah, berikutnya sebagaai pembersih diri dari sifat kikir sekaligus mendidik diri sendiri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan membayar amanat kepada orang lain yang berhak dan berkepentingan. Kemudian sebagai ucapan syukur dan terima kasih atas nikmat Allah, mencegah timbulnya kejahatan dari orang-orang yang mengalami kesulitan hidup, dan untuk mendekatkan hubungan kasih sayang antara si kaya dengan si miskin yang membuahkan sikap kebaikan serta berfaedah bagi kedua golongan dan masyarakat umum,“ ujar khotib.
Usai ceramah agama, rangkaian Salat Ied pun diakhiri dengan doa dan saling jabat tangan sesama jemaah.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Tradisi Oki Setiana Dewi Berlebaran
Redaktur & Reporter : Friederich