PALEMBANG--Aksi perampokan sadis kembali terjadi di Sumsel. Bahkan, satu dari lima korbannya, tewas dengan luka bacok di leher kanan sampai ke dada, punggung, lengan kanan, dan kedua jari luka. Korban tewas itu, Sa’ari (50), komandan regu (Danru) Satpam PT Sentosa Jaya, warga Desa Prajen, Kecamatan Mariana, Banyuasin.
Kuat dugaan, korban sempat melawan, meskipun diserang dengan sajam dan dibawah ancaman senpi. Ia dibunuh kawanan perampok bersenpi, di Pos Satpam PT Sentosa Jaya, Mariana, Banyuasin, Kamis (18/04), sekitar pukul 03.00 WIB.
Sementara pengawas lapangan, Alwi alias Cik Win (70), warga Jalan Musi Raya I, Kelurahan Sialang, Sako, mengalami luka lebam di mata kiri akibat dipukul perampok menggunakan benda tumpul. Sedang kedua tangannya membiru bekas jeratan tali nilon oleh perampok.
Cik Win dikabarkan setelah kejadian sempat pingsan dalam kondisi terbungkus tikar, dengan kedua tangan terikat di belakang. Kini, Cik Win masih menjalani perawatan di ruang Lukas No 5 RS RK Charitas Palembang. Sedangkan Mulyono (33), satpam, mengalami trauma dan luka lebam di lutut kiri, akibat dipukul menggunakan kayu. Setelah sempat dilarikan ke RS RK Charitas Palembang, namun korban sudah diperbolehkan pulang.
Kemudian dua satpam lainnya, Adi Hartono (34); dan Heru (32), semuanya warga Desa Mariana, Banyuasin, dalam keadaan sehat, meskipun kedua tangannya sempat diikat, ditodong sajam dan senpi, serta dibungkus kawanan perampok dengan tikar.
Para pelaku berhasil membawa kabur 2 mesin speedboat 200 PK, mesin Kompressor, perahu ketek merk sportif, senter, tali, kunci-kunci perusahaan; dan 3 tabung gas 50 kilogram. Informasinya, enam perampok bertopeng beraksi dengan cepat, membekali diri dengan pisau, golok dan senpi.
Para pelaku datang ke lokasi kejadian, menggunakan speedboat mesin 40 PK. Tiba di TKP, kawanan perampok langsung melumpuhkan korban Sa’ari, yang ketika itu berada di Pos Jaga, yang jaraknya lebih kurang 50 meter dari PT Sentosa Jaya. Sa’ari dilumpuhkan dengan golok dan sajam, meskipun sempat melawan.
Sa’ari menghembuskan nafas terakhirnya di Pos Jaga, dalam kondisi berlumuran darah di tikar. Sementara empat korban lainnya berada di Mess PT Sentosa Jaya, yang letaknya sama dengan kantor dan gudang, dilumpuhkan dengan sajam dan senpi di leher, hingga tak berkutik. Bahkan, kedua tangan keempatnya diikat ke belakang dengan tali, kemudian digulingkan dan dibungkus tikar, yang menjadi alas tidur mereka.
‘’Cepat Pak kejadiannyo, pelaku datang langsung nodongke sajam dan senpi ke leher, tangan kami diikat, lalu digulung dengan tikar oleh pelaku. Posisi Sa’ari saat itu lagi jaga di Pos dewekan, kami berempat di Mess. PT itu milik H Halim, tapi lagi dak beroperasi,” kata korban Adi, ditemui di ruang riksa Ditpolair Polda Sumsel, kemarin.
Dijelaskan Adi, pelaku menggunakan topeng, sajam dan senpi. untuk barang yang hilang, Adi mengaku belum tahu pasti, karena barang-barang banyak di gudang. ‘’Pakai topeng galo Pak pelakunyo. Belum tahu yang hilang,” ujarnya seraya mengatakan habis dari Polair, baru mau mengecek ke lokasi, apa saja yang hilang.
Korban Mulyono yang masih tampak trauma dengan kejadian itu, hanya menceritakan beberapa patah kata. Ia tak tahu pasti berapa jumlahnya, namun pelaku mengenakan topeng, sajam dan senpi. Diungkapkannya, setelah kejadian, mereka baru bisa lepas dari ikatan dalam gulungan tikar, setelah ibunya pagi-pagi datang ke lokasi. ‘’Ibu yang datang, baru kami biso lepas, lalu memberitahu warga dan membawa kedua korban ke Palembang. Tapi Sa’ari sudah meninggal,” kenangnya.
Sedangkan Sarima (28); dan Saitun (30), anak korban Sa’ari, terlihat menangis histeris saat mengetahui ayahnya menjadi korban kesadisan perampok. Keduanya tak menyangka akan kejadian itu. ‘’Yo kami dak nyangko nian, semalam Bapak berangkat dari rumah seperti biasa. Kami idak ado firasat apapun, Bapak sehat-sehat bae. Bapak itu orang tua yang baik dan tak masalah dimanapun,” ungkap kedua beradik ini ditemui di Kamar Mayat RSMH Palembang.
Dirpolair Polda Sumsel Kombes Pol Omad, melalui Kasubdit Gakkum AKBP Denny Hariyadi, mengatakan diduga pelaku sudah tahu lokasi tersebut, bahkan salah satu pelaku memaksa empat korban yang ada di Mess, untuk menunjukkan dimana diletakkan kunci gudang. ‘’Tapi saat ini kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Denny.
Denny membenarkan, dari hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, pelaku diduga enam orang dengan topeng, lengkap dengan sajam dan satu orang bersenpi. Denny menduga, korban tewas sempat melawan, karena ada luka di kedua tangan korban Sa’ari, yang diduga menahan serangan lawan. ‘’Kasusnya masih kita dalami,” tambahnya.
Terpisah, aksi perampokan juga terjadi dikawasan Gunung Merakso, Kecamatan Pendopo, Empat Lawang, Kamis (18/04), sekitar pukul 04.30 WIB. Empat perampok bertopeng membawa kabur harta milik Yanto bin Sop (43), warga Desa Gunung Merakso, Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang.
Akibatnya, korban kehilangan sepeda motor Honda Vario, 10 suku emas, uang Rp 12 juta, printer, komputer dan isi counter Hp korban. Sebelum membawa kabur barang-barang, para pelaku sempat memborgol korban dan istrinya, serta sempat mengancam bayi pasutri ini dengan pisau. Informasinya, pagi itu korban sekeluarga terlelap tidur.
Pelaku masuk dengan membobol tembok WC, dan merusak pintu belakang rumahnya. Kemudian, masuk kamar dan membangunkan korban, serta langsung memborgol tangan korban dan istrinya. Pelaku mengancam akan membunuh bayinya, jika pasutri ini berteriak ataupun melakukan perlawanan.
Kapolsek Pendopo Iptu Yusuf Solehat, membenarkan perampokan itu. ‘’Kita sudah melakukan olah TKP. Pelaku diduga sudah tahu isi rumah korban dan berpengalaman. Para pelaku dalam pengejaran. Untuk korban jiwa tak ada, namun kerugian yang dialami korban mencapai Rp 60 juta,” tegasnya. (day/cr08/omi)
Kuat dugaan, korban sempat melawan, meskipun diserang dengan sajam dan dibawah ancaman senpi. Ia dibunuh kawanan perampok bersenpi, di Pos Satpam PT Sentosa Jaya, Mariana, Banyuasin, Kamis (18/04), sekitar pukul 03.00 WIB.
Sementara pengawas lapangan, Alwi alias Cik Win (70), warga Jalan Musi Raya I, Kelurahan Sialang, Sako, mengalami luka lebam di mata kiri akibat dipukul perampok menggunakan benda tumpul. Sedang kedua tangannya membiru bekas jeratan tali nilon oleh perampok.
Cik Win dikabarkan setelah kejadian sempat pingsan dalam kondisi terbungkus tikar, dengan kedua tangan terikat di belakang. Kini, Cik Win masih menjalani perawatan di ruang Lukas No 5 RS RK Charitas Palembang. Sedangkan Mulyono (33), satpam, mengalami trauma dan luka lebam di lutut kiri, akibat dipukul menggunakan kayu. Setelah sempat dilarikan ke RS RK Charitas Palembang, namun korban sudah diperbolehkan pulang.
Kemudian dua satpam lainnya, Adi Hartono (34); dan Heru (32), semuanya warga Desa Mariana, Banyuasin, dalam keadaan sehat, meskipun kedua tangannya sempat diikat, ditodong sajam dan senpi, serta dibungkus kawanan perampok dengan tikar.
Para pelaku berhasil membawa kabur 2 mesin speedboat 200 PK, mesin Kompressor, perahu ketek merk sportif, senter, tali, kunci-kunci perusahaan; dan 3 tabung gas 50 kilogram. Informasinya, enam perampok bertopeng beraksi dengan cepat, membekali diri dengan pisau, golok dan senpi.
Para pelaku datang ke lokasi kejadian, menggunakan speedboat mesin 40 PK. Tiba di TKP, kawanan perampok langsung melumpuhkan korban Sa’ari, yang ketika itu berada di Pos Jaga, yang jaraknya lebih kurang 50 meter dari PT Sentosa Jaya. Sa’ari dilumpuhkan dengan golok dan sajam, meskipun sempat melawan.
Sa’ari menghembuskan nafas terakhirnya di Pos Jaga, dalam kondisi berlumuran darah di tikar. Sementara empat korban lainnya berada di Mess PT Sentosa Jaya, yang letaknya sama dengan kantor dan gudang, dilumpuhkan dengan sajam dan senpi di leher, hingga tak berkutik. Bahkan, kedua tangan keempatnya diikat ke belakang dengan tali, kemudian digulingkan dan dibungkus tikar, yang menjadi alas tidur mereka.
‘’Cepat Pak kejadiannyo, pelaku datang langsung nodongke sajam dan senpi ke leher, tangan kami diikat, lalu digulung dengan tikar oleh pelaku. Posisi Sa’ari saat itu lagi jaga di Pos dewekan, kami berempat di Mess. PT itu milik H Halim, tapi lagi dak beroperasi,” kata korban Adi, ditemui di ruang riksa Ditpolair Polda Sumsel, kemarin.
Dijelaskan Adi, pelaku menggunakan topeng, sajam dan senpi. untuk barang yang hilang, Adi mengaku belum tahu pasti, karena barang-barang banyak di gudang. ‘’Pakai topeng galo Pak pelakunyo. Belum tahu yang hilang,” ujarnya seraya mengatakan habis dari Polair, baru mau mengecek ke lokasi, apa saja yang hilang.
Korban Mulyono yang masih tampak trauma dengan kejadian itu, hanya menceritakan beberapa patah kata. Ia tak tahu pasti berapa jumlahnya, namun pelaku mengenakan topeng, sajam dan senpi. Diungkapkannya, setelah kejadian, mereka baru bisa lepas dari ikatan dalam gulungan tikar, setelah ibunya pagi-pagi datang ke lokasi. ‘’Ibu yang datang, baru kami biso lepas, lalu memberitahu warga dan membawa kedua korban ke Palembang. Tapi Sa’ari sudah meninggal,” kenangnya.
Sedangkan Sarima (28); dan Saitun (30), anak korban Sa’ari, terlihat menangis histeris saat mengetahui ayahnya menjadi korban kesadisan perampok. Keduanya tak menyangka akan kejadian itu. ‘’Yo kami dak nyangko nian, semalam Bapak berangkat dari rumah seperti biasa. Kami idak ado firasat apapun, Bapak sehat-sehat bae. Bapak itu orang tua yang baik dan tak masalah dimanapun,” ungkap kedua beradik ini ditemui di Kamar Mayat RSMH Palembang.
Dirpolair Polda Sumsel Kombes Pol Omad, melalui Kasubdit Gakkum AKBP Denny Hariyadi, mengatakan diduga pelaku sudah tahu lokasi tersebut, bahkan salah satu pelaku memaksa empat korban yang ada di Mess, untuk menunjukkan dimana diletakkan kunci gudang. ‘’Tapi saat ini kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Denny.
Denny membenarkan, dari hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, pelaku diduga enam orang dengan topeng, lengkap dengan sajam dan satu orang bersenpi. Denny menduga, korban tewas sempat melawan, karena ada luka di kedua tangan korban Sa’ari, yang diduga menahan serangan lawan. ‘’Kasusnya masih kita dalami,” tambahnya.
Terpisah, aksi perampokan juga terjadi dikawasan Gunung Merakso, Kecamatan Pendopo, Empat Lawang, Kamis (18/04), sekitar pukul 04.30 WIB. Empat perampok bertopeng membawa kabur harta milik Yanto bin Sop (43), warga Desa Gunung Merakso, Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang.
Akibatnya, korban kehilangan sepeda motor Honda Vario, 10 suku emas, uang Rp 12 juta, printer, komputer dan isi counter Hp korban. Sebelum membawa kabur barang-barang, para pelaku sempat memborgol korban dan istrinya, serta sempat mengancam bayi pasutri ini dengan pisau. Informasinya, pagi itu korban sekeluarga terlelap tidur.
Pelaku masuk dengan membobol tembok WC, dan merusak pintu belakang rumahnya. Kemudian, masuk kamar dan membangunkan korban, serta langsung memborgol tangan korban dan istrinya. Pelaku mengancam akan membunuh bayinya, jika pasutri ini berteriak ataupun melakukan perlawanan.
Kapolsek Pendopo Iptu Yusuf Solehat, membenarkan perampokan itu. ‘’Kita sudah melakukan olah TKP. Pelaku diduga sudah tahu isi rumah korban dan berpengalaman. Para pelaku dalam pengejaran. Untuk korban jiwa tak ada, namun kerugian yang dialami korban mencapai Rp 60 juta,” tegasnya. (day/cr08/omi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dendam Suami Selingkuh, Ibu RT Cabuli Bocah
Redaktur : Tim Redaksi