jpnn.com - KANDAHAR - Polisi Afghanistan memburu seorang komandan Taliban yang diduga memaksa adik kandung perempuannya untuk beraksi bom bunuh diri. Kasus tersebut menuai keprihatinan internasional.
Sebab, perempuan itu masih berumur 10 tahun. Gadis kecil tersebut dipaksa mengenakan rompi berisi bahan peledak. Untungnya, aksi itu dapat digagalkan polisi.
Kementerian Dalam Negeri menyatakan, bocah malang tersebut bernama Spozhmai. Dia ditangkap sebelum meledakkan rompi bomnya dekat pos pemeriksaan polisi di Distrik Khanashin. Namun, sejumlah sumber lain mengungkapkan bahwa pemantik bom tidak berfungsi.
Dalam sebuah keterangan pers yang diadakan Senin waktu setempat(6/1), bocah itu mengaku dipaksa kakaknya untuk melakukan misi bunuh diri. Dia kemudian memutuskan untuk membangkang saat detik-detik terakhir sebelum eksekusi.
"Saya marah dengan perlakuan ibu tiri saya. Kemudian, kakak saya meminta saya untuk mengenakan rompi bom bunuh diri dan pergi mendekat ke pos polisi, lalu menekan pemantiknya," katanya polos.
BACA JUGA: Banjir, Tikus Super Serang Inggris
"Saya lantas menyeberangi sebuah sungai dan memutuskan untuk melepaskannya. Kakak saya melarikan diri dan polisi menangkap saya," lanjutnya.
Sepanjang konferensi pers dengan media lokal di ibu kota Provinsi Helmand, Laskhar Gah, bocah itu hanya berbicara singkat mengenai insiden pada Minggu malam (5/1) tersebut.
"Kami telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini," terang Omar Zwak selaku Juru Bicara Gubernur Helmand.
BACA JUGA: Apple Digoyang Tudingan Rasisme dan Tak Peka Gender
"Mereka akan berusaha menangkap kakak dan ayah bocah tersebut. Mereka (tim) juga bakal memeriksa polisi yang menemukan dan menangkap gading tersebut," tambahnya. (AFP/cak/c14/tia)
BACA JUGA: Renang Bugil Massal Pecahkan Rekor
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengaku Yesus, Cristo Dtangkap 40 Kali
Redaktur : Tim Redaksi