Kombes Nurul Azizah, Dari Bintara Sampai Kaprodi S3 Pascasarjana STIK

Kamis, 16 September 2021 – 16:56 WIB
Kombes Nurul Azizah. Foto-foto: dok.pribadi Nurul Azizah

jpnn.com, JAKARTA - Nama perempuan asal Banyubiru, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini mungkin jarang tampil di media. Dr. Nurul Azizah, SIK, M.Si.

Dia adalah Ketua Program Studi S3 Ditprogram Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK).

BACA JUGA: Irjen Lotharia NTT Bikin Terobosan, Polwan Polairud Diwajibkan Berlayar

Mbak Nurul -begitu dia pengin disapa- berkenan berbagi cerita perjalanan kariernya kepada JPNN.com.

Perempuan kelahiran 5 November 1972 ini mengenang saat dia tertarik masuk kepolisian.

BACA JUGA: AKBP Arief Fajar, Sandang Kamera, Buru KKB di Papua

"Bapak saya guru agama di sekolah dasar. Ibu di rumah saja. Awal saya tertarik dengan kepolisian karena di dekat rumah ada SPN (Sekolah Polisi Negara)," kata Mbak Nurul.

Lulus sekolah menengah pada 1991, Nurul remaja pun memantapkan hatinya mendaftar bintara, masuk Sekolah Bintara Polwan.

BACA JUGA: Irjen Iqbal Beri Penghargaan Untuk 6 Polwan yang Luar Biasa

Setelah itu, dari sekitar 300 lulusan, ada 32 orang yang mendapat kesempatan ikut kursus komputer (Dasba Operator Komputer Hankam 1992).

Mbak Nurul satu di antaranya. "Enam orang diambil untuk bertugas di Mabes ABRI sebagai operator komputer," katanya.

Nurul kemudian mengambil D3 Ilmu Kepolisian pada 1994 dan lulus 1997.

Setahun berlalu, Nurul pun melanjutkan ke Setukpa Polwan 1998. Pada Agustus '98, Nurul sudah berpangkat Letnan Dua atau Inspektur Polisi Dua.

"Saya kemudian menjadi Pama Spers (Perwira Pertama Staf Personel) di Mabes ABRI," kata Mbak Nurul.

Dua tahun kemudian, Nurul ditarik ke Mabes Polri, menjadi Staf Perencanaan Umum dan Anggaran (Srena).

Nurul kemudian memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikannya, S1 ilmu kepolisian PTIK pada 2005.

Di tahun itu juga, Mbak Nurul sudah berpangkat Ajun Komisaris Polisi atau AKP.

Nurul kemudian makin banyak berkutat di bidang perencanaan, pengembangan hingga penganggaran Polri.

Pada 2009, Nurul naik pangkat menjadi Komisaris Polisi.

Setahun menjadi Kompol, Nurul mengenyam pendidikan S2 ilmu kepolisian di UI hingga 2012.

"Di masa itu saya Pamen di Polda Metro Jaya dan Pamen PTIK," kenang Mbak Nurul.

Kembali, bidang perencanaan, pengembangan SDM hingga soal kedinasan Polri tak lepas dari keseharian Mbak Nurul.

"Saya fokus di sana. Saya punya prinsip mengerjakan satu misi harus tuntas. Bekerja sepenuh hati," ujarnya.

Juli 2014, Nurul Azizah pun berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi atau AKBP.

Nurul makin menggeluti SDM Polri, ditambah lagi dengan jabatannya sebagai Kasubbag Prodi S3 STIK PTIK (2015), Kasubbag Monev Tala Rolemtala Srena Polri (2017), Kasubbaglemwil Baglem Rolemtala Srena Polri (2018) dan Kabag Jianalis Rolemtala Srena Polri (2019).

Pada Januari 2020, Nurul yang menapak dunia kepolisian dari bintara itu menjadi Komisaris Besar Polisi.

"Pada 2020 juga, saya menjadi dosen utama di STIK," tutur Nurul.

Peran Mbak Nurul dalam kelembagaan Polri berbuah Pin Emas Penguatan Kelembagaan pada Juni 2020.

Nurul merupakan salah satu di antara sejumlah sosok yang mendorong terbentuknya puluhan polres baru di Indonesia.

Kini dengan tiga bunga melati emas di pundaknya, Mbak Nurul hanya selangkah lagi menjadi bintang satu, Brigadir Jenderal Polisi.

"Semua anggota Polri pasti bercita-cita mendapat bintang. Saya sampai di sini (Kaprodi S3 Pascasarjana STIK) saja sudah sangat luar biasa bersyukur," ujar Kombes Nurul Azizah.

"Dari bintara ke Kombes. Saya sudah sangat banyak ketemu dan belajar dari guru-guru hebat. Perjalanan yang luar biasa buat saya," imbuh perempuan yang bersuami polisi ini.

Dengan kesibukannya, bukan berarti juga Mbak Nurul lupa dengan keluarga.

"Itu soal quality time. Semua cara harus ditempuh untuk mendapatkan waktu yang berkualitas bersama keluarga," katanya.

Tiga anak Nurul sudah dewasa, sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah. Ada yang mengambil jurusan kedokteran, teknik, dan teknologi informasi.

Lo? Enggak ada yang mengikuti jejak ayah dan ibunya, Mbak?

"Sepertinya enggak ada. Anak-anak sudah punya wawasan sendiri. Kami orang tua pasti selalu mendukung," kata Mbak Nurul. (adk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler